Wednesday, October 12, 2011

Pengembangan Energi Geotermal sebagai Energi Alternatif Masa Depan


Feature Ilmiah
                
                 Di era global seperti sekarang ini, seiring dengan meningkatnya permintaan pasar akan bahan bakar, mengakibatkan dunia dilanda krisis energi tak terkecuali Indonesia. Bahan bakar seperti minyak bumi dan gas alam adalah bahan bakar yang tidak terbarukan. Keterbatasan persediaan bahan bakar tersebut mendorong manusia untuk mencari energi alternatif yang terbarukan, ramah lingkungan, dan efisien. Salah satunya dengan mengembangkan energi biotermal sebagai energi alternatif masa depan.
                 Energi geotermal adalah energi yang berasal dari panas bumi. Panas bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral serta  gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi. Panas bumi adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui, berpotensi besar serta sebagai salah satu sumber energi pilihan dalam keanekaragaman energi di masa mendatang.


    Panas bumi merupakan sumber energi panas yang terbentuk secara alami di bawah permukaan bumi. Sumber energi tersebut berasal dari pemanasan batuan dan air bersama unsur-unsur lain yang terkandung di dalamnya. Panas bumi tersimpan di dalam kerak bumi. Dalam pemanfaatannya, perlu dilakukan kegiatan penambangan berupa eksplorasi dan eksploitasi guna mentransfer energi panas tersebut ke permukaan dalam wujud uap panas, air panas, atau campuran uap dan air serta unsur-unsur lain yang terkandung dalam kerak bumi.

Keuntungan Pengembangan Energi Geotermal
Pemanfaatan energi panas bumi relatif ramah lingkungan karena unsur-unsur yang terkandung di dalamnya tidak membawa dampak negatif bagi lingkungan. Panas bumi juga merupakan energi yang terbarukan karena proses pembuatannya berlangsung secara kontinu sehingga tetap terjaga keseimbangannya. Selain itu, emisi gas CO2, SO2, dan NO2 yang dihasilkan sangat rendah, itulah mengapa geotermal tidak membawa perubahan negatif pada lingkungan.
            Seperti kita tahu, energi panas bumi memiliki beberapa keunggulan dibandingkan energi terbarukan lainnya, diantaranya :
1.      Hemat ruang sehingga pengaruh dampak visual juga minimal.
2.      Mampu berproduksi secara terus menerus selama 24 jam, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan energi energy storage).
3.      Tingkat ketersediaan (availability) sangat tinggi, tanpa batas waktu kerak bumi selalu memproduksi panas bumi sehingga geotermal termasuk energi terbarukan.
Pada sektor lingkungan, berdirinya pembangkit panas bumi tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa buangan air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran air tanah. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori udara dan merusak atmosfer. Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak memerlukan bahan bakar, tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki gas buang  berbahaya akibat pembakaran yang dilakukan.
Sedangkan pada sektor ekonomi, pengembangan energi panas bumi dapat meningkatkan devisa negara. Penggunaannya dapat meminimalkan pemakaian bahan bakar yang berasal dari fosil (minyak bumi, gas dan batubara) di dalam negeri sehingga dapat diekspor dan menambah devisa negara.

Kekurangan Energi Geotermal
Potensi panas bumi terdapat di kawasan pegunungan yang biasanya dijadikan kawasan konservasi sebagai hutan lindung. Dengan adanya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber panas bumi di kawasan tersebut, dapat mengganggu daerah konservasi serta adanya kemungkinan terjadi pencemaran air tanah oleh kontaminan yang terbawa naik fluida panas bumi.
PLTP di kawasan Nevada




                   Berdasarkan paparan aspek positif dan negatif di atas, energi geotermal termasuk energi alternatif yang efisien dan cukup efektif digunakan. Sayangnya, Indonesia masih belum dapat mengembangkan energi tersebut sebagai salah satu energi alternatif terbarukan. Padahal Indonesia sangat berpotensi untuk dapat mengembang energi tersebut secara besar-besaran mengingat kondisi geografis Indonesia yang begitu potensial. Sebagai tonggak pergerakan pembangunan bangsa dengan berbekal ilmu yang dimiliki, seyogyanya kita mampu mengembangkan energi tersebut sebagai salah satu energi alternatif yang dapat digunakan secara efisien dan berdaya guna masyarakat. Terlebih melihat kondisi alam Indonesia yang cukup memungkinkan dan berpotensi besar dalam pengembangan energi tersebut.

                       
                                                                                    Oleh :
                                                                                    Ria Kusuma Dewi
                                                                                    1106005396
                                                                        Teknik Kimia / Fakultas Teknik

SINTESA-KU




Aku dan Icon Universitas Indonesia

SINTESA, Wisudawan, dan Mahasiswa Baru 2011

 
Dholpiana Qisthi
SINTESA tour to the Wisudawan Unversitas Indonesia
Si Korea Ganiek Pratiwi









Wisudawan dan Maba SINTESA'11
MABA SINTESA 2011

GALERI DTK

DTK in yellow

Iam Chairat eksis di kalangan wanita :D

DTK in blue and yellow

DTK uyeeeeeee !

Mantan Penghuni Asrama Universitas Indonesia
DTK in Al-Hikam

Paduan Suara DTK 2011

Wisuda dan Penyambutan Mahasiswa Baru 2011

DTK with two curly boys

Penghuni Pondok Astri

Tuesday, October 11, 2011

CHOCO BREAD

 

It's like a fire. It looks red with bright flame, contains of eight alphabets called "CALCULUS". Most of student university hate it, but some really love it. I can't guess why some of them really love it. Where is me ? Love or hate ? Ohhh, i wanna graduate quickly, get a job, and get free from the subjects. Remembering my past, my mathematic teacher said "if you can't love math, judge it like choco bread that you eat everyday. So you'll love it step by step. Imagine it like what you love, more and more, then you'll found main point how to love it". Thank you Mom, your advice opens my eyes to see how essential a subject. Every subject is designed to expand student's science. They have some benefit. No science that's useless, it depend on ourselves how to elucidate them. Let's imagine that calculus is like choco bread.



Calculus as delicious as choco bread

"Mahasiswa Galau" who'll get second quiz



My Conviction

I'm gonna try what I feel in English, although my English is very bad.

In the beginning of my lecture, I have some of target which I want reach. I write them in a paper which the title is "100 Mimpi-Ku". I hope  one by one of my dreams can be realized even not all of my dreams are created there. Some of them are just saved in my memory. Actually, I'm afraid, why ? I'm afraid because of my dreams. I'm afraid what I want, can't be realized. Yeah I'm so afraid. The most motivation why I hold out until now, is my parents. Mom and Dad, they're everything for me. Because of them, I have been here as university student of the best university in Indonesia. I'm on fire in studying because of them. And all of my doing are just for them. I totally love them, that's why I really want to make them happy with my skills. But, sometimes I get pesimist, can I do it ? Can I make them happy ? What have I given for them ? I'm just reporting them, make them stress with all my doing. The questions always shade my mind. Can I do it ?

I have some problem in the beginning of my lecture. I feel that I'm not like before. I lose myself. What does happen with me ? I got bad mark in the first quiz of calculus and english that I never get the mark before. That's really bad dream, oh no, bad real that I have ever gotten. My time management is very bad ! Everytime I want to study, I always feel sleepy, then I'm gonna sleep. Sleepiness is my biggest obstruction. In fact, a cup of coffee can't defeat my sleepiness. Oh my God, help me please to get out from the problem. Give me ease to pass everything in front of me. I trust you hear my prayer, help me God. Because of you, I have been here, give one opportunity to improve myself to be your better servant. I believe you, that's my conviction. Everything will be better through its due time.

Pudarnya Kilau Permata Mahasiswa Universitas Indonesia


            Sekilas menilik kembali kilasan balik akan tetesan darah para pejuang dalam menggapai seuntai kata “merdeka”. Perjuangan tiada henti selama tiga setengah abad melawan kolonialisme menorehkan secoreh perjalanan besar dari sebuah bangsa yang besar. Besar dengan sebuah keinginan, motivasi dan pergerakan. Besar dengan beragam suku dan kultur. Besar oleh semangat patriotisme dan nasionalisme. Besar oleh eloknya permadani alam. Benih-benih patriotisme yang tertanam selama pra-kemerdekaan telah berkembang menjadi tunas kebangsaan. Proklamasi 17 Agustus 1945 menjadi bukti konkret tonggaknya tunas kebangsaan.

Patriotisme dan Nasionalisme
            Patriotisme didefinisikan sebagai paham cinta tanah air. Seorang pejuang sejati memiliki semangat, sikap, dan perilaku mencintai dan membela tanah airnya dengan jiwa rela berkorban, rela mengorbankan segalanya demi terwujudnya suatu visi bersama. Tidak hanya itu, seorang pejuang sejati selalu menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan kelompok ataupun kepentingan pribadinya.
            Menurut L. Stoddard, “Nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan, yang dianut oleh sejumlah besar individu sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan. Nasionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan sebagai suatu bangsa”. Nasionalisme berada pada titik persinggungan antara politik, teknologi dan transformasi sosial. Tanpa nasionalisme, lajur sejarah manusia akan sangat berbeda karena nasionalisme yang membawa kemajuan peradaban manusia. Nasionalisme yang melahirkan suatu bangsa, bagaimana dengan adanya paham tersebut timbullah keselarasan visi menuju satu cita, salah satunya bangsa Indonesia. Dengan visi mengalahkan kaum kolonialisme dan didasarkan pada latar belakang yang sama, para pahlawan bangsa rela gugur dalam pertempuran demi terwujudnya kemerdekaan bangsa Indonesia. Adanya Sumpah Palapa menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memang telah lahir sejak dahulu kala,  rasa kesatuan dan persatuan pun telah terpatri kuat hingga satu momen bersejarah tertoreh pada 17 Agustus 1945.

Fenomena
            Konkret perilaku yang sesuai dengan semangat dan sikap patriotisme yaitu mengibarkan bendera Merah Putih di halaman rumah saat hari besar nasional, mengikuti upacara bendera dengan khidmat dan sungguh-sungguh, melaksanakan upacara hari besar Nasional seperti upacara kemerdekaaan, sumpah pemuda, dll serta mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 dengan benar.
            Melihat paragraf di atas, rupanya konkret perilaku tersebut hanyalah hitam di atas putih belaka tanpa ada realisasi nyata. Contoh konkret tersebut hanya sebagai bentuk formalitas kalangan pelajar maupun masyarakat dalam menjawab sebuah wacana yaitu mengenai persoalan bagaimana cara mempertahankan jiwa patriotisme. Seperti apakah bukti konkret patriotisme tersebut? Pada tanggal 17 Agustus 2011 lalu, saya merasakan sendiri kurang kentalnya suasana peringatan Hari Kemerdekaan di wilayah Universitas Indonesia dan sekitarnya. Tidak adanya pengibaran bendera merah putih di kalangan wilayah sekitar Universitas Indonesia seperti daerah Kukusan dan sejenisnya, dimana penghuni daerah tersebut mayoritas mahasiswa-mahasiswi terbaik Indonesia yang berhasil menumbangkan 95% pendaftar lainnya. Selain itu, tidak ada perayaan tertentu atau acara ‘syukuran’ menyambut hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-66. Di wilayah kampus Universitas Indonesia, baik di dalam fakultas maupun jurusan, suasana kemerdekaan terasa sangat kurang. Hanya fakultas-fakultas tertentu yang memperingati momen tersebut. Semua berjalan seperti adanya, biasa saja dan tanpa ‘greget’.
            Fakta lainnya, masih banyak mahasiswa-mahasiswi Universitas Indonesia berkeliaran di tempat-tempat umum khususnya mahasiswa baru yang seharusnya mengikuti upacara bendera di Lapangan Rotunda bersama Rektor. Banyak diantara mereka yang memboloskan diri bahkan hanya untuk sekedar ‘nongkrong’ di warung-warung maupun bersantai di rumah dan tempat kos masing-masing. Apakah ini bentuk realisasi mahasiswa sebagai pemegang tongkat estafet bangsa ?
            Semua terasa berbeda ketika saya pulang menuju kampung halaman, salah satu daerah di Jawa Tengah. Saya tersentak melihat begitu banyak bendera yang berkibar di setiap rumah, bendera-bendera kecil yang bergelantungan menghubung satu rumah dengan rumah lainnya, dan masih banyak lagi. Semangat nasionalisme dan patriotisme begitu terpancar, meski banyak generasi muda yang pergi merantau untuk menimba ilmu dan hanya menyisakan generasi-generasi tua. Mengapa kita sebagai mahasiswa, sang generasi muda justru kalah dengan generasi tua? Bukankah kita Sang penerus bangsa, tonggak pergerakan bangsa, seharusnya lebih terdidik? Bagaimanakah kita mengaplikasikan semangat nasionalisme dan rasa  patriotisme tersebut ?

Pudarnya Kilau Permata
            Batu permata terjadi di dalam perut bumi dan prosesnya berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun sebelum batu tersebut ditemukan dan diolah hingga dapat dipakai oleh manusia sebagai permata. Permata memancarkan cahaya yang berkilau membuat hati siapapun terpana ketika melihatnya. Begitu pula dengan semangat nasionalisme dan rasa patriotisme. Merekalah sebuah kilau permata. Semangat dan rasa tersebut telah terproses ratusan tahun yang lalu dalam diri para pejuang, hingga mencapai awal keberhasilan berupa Sumpah Pemuda yang kemudian berlanjut pada Proklamasi Kemerdekaan.
            “Ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country” Maman Abdurakhman, Ketua BEM UI, pada halaman awal booklet OKK UI 2011. Kebanyakan kaum generasi muda hanya menyalahkan negara dan  mengintimidasi pemerintah tanpa melihat dan bertanya “Apa yang sudah saya berikan pada negara ?”. Apatisme telah menggerogoti kaum mahasiswa tak terkecuali mahasiswa Universitas Indonesia, acuh tak acuh dan individualisme seakan menjadi bumerang dalam dunia kampus. Semangat nasionalisme dan rasa patriotisme semakin rapuh. Kilau permata tersebut seakan pudar termakan waktu dan lapuk oleh jamur.
            Kibaran bendera memang bukan hal mutlak yang menunjukkan seberapa besar jiwa patriot yang kita miliki. Tetapi, Sang Merah Putih adalah sebuah simbolis yang wajib kita junjung tinggi dan hargai karena ia mengandung makna sakral, merah adalah berani, merah adalah darah, keberanian para pejuang mengucurkan darahnya serta putih adalah suci, putih adalah ketulusan, kesucian hati dan ketulusan para pahlawan melawan kolonial dalam pertempuran jiwa demi meraih kemerdekaan. Untuk siapakah kemerdekaan ini ? Dan siapakah yang merasakannya? Tentunya dan tak lain adalah untuk kita, kitalah yang merasakan buah perjuangan para pendahulu, sedangkan mereka, tak banyak dari mereka yang tidak merasakan setitik asap pun bara kemerdekaan.
            Kita sebagai generasi muda, sebagai mahasiswa makara kuning, mahasiswa terbaik bangsa dari universitas yang menyandang nama negara, dan juga sebagai tunas bangsa, akankah kita terus tumbuh menjadi pohon besar yang kokoh nan permai? Atau akankah kita terus membiarkan kilau permata semakin pudar ? Akankah kita terus acuh tak acuh dan apatis ? Akankah kita terus mengabaikan perjuangan para pendahulu kita? Mari kita membuka diri, berintropeksi diri, dan berjuang mempertahankan kilau permata melalui ilmu yang kita miliki. Kemudian mengaplikasikan dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945 ke dalam realita kehidupan. Berusahalah memberikan yang terbaik kepada negara dan tidak bersikap apatis, jangan pernah biarkan kilau permata kita pudar terseret arus globalisasi. Buktikan bahwa we are the yellow jacket!


                                                                                    Oleh :
                                                                                    Ria Kusuma Dewi
                                                                                                                1106005396
                                                                        Teknik Kimia / Fakultas Teknik

Mengenal Seni Lebih Dekat


 
            Pada dasarnya manusia telah memiliki jiwa seni sejak terlahir ke dunia. Bahkan sejak zaman prasejarah, manusia sudah mengenal seni seperti yang dilukiskan pada lukisan Bison di dinding gua Perancis sekitar 15.000 SM. Lalu muncullah karya-karya baru yang lebih inovatif seperti lukisan Monalisa yang memiliki gaya seni khas, hingga meningkatnya gaya arsitektur seperti Sydney Opera House.
            Seni sulit untuk dijabarkan karena ide tentang kesenian selalu berubah dari waktu ke waktu. Setiap orang memiliki persepsi berbeda tentang seni, namun tetap pada satu perspektifitas yaitu keindaham. Seni melibatkan keindahan, rasa, simbol, dan representasi. Seni dikaji dengan mempelajari hubungan antara ide seorang seniman dengan msyarakat budaya serta lingkungan di sekelilingnya. Berikut beberapa pengertian seni menurut para ahli:
  • Aristoteles (384-322 SM)
Seni adalah realisasi ekternal dari ide hakiki yang bersumber dari sifat alamiah manusia untuk membuat imitasi. Seni bukan sekedar tiruan. Seni mengidolakan alam dan memperbaiki kekurangannya dengan menggunakan kasus individuak, seni mencari nilai universal.
  • Leo Tolstoy
Seni adalah kegiatan manusia yang terjadi ketika seorang manusia secara sadar menggunakan tanda-tanda eksternal tertentu untuk menyampaikan perasaan-perasaan yang pernah ia alami kepada manusia lainnya, yang terpengaruh oleh perasaan-perasaan tersebut dan ikut mengalaminya.
  • Marcel Proust
Seni adalah rekreasi selektif atas kenyataan berdasarkan tata nilai metafisik seorang seniman. Seorang seniman menciptakan kembali aspek-aspek kenyataan yang mewakili pandangan dasar seniman tersebut tentang sifat manusia.
  • Webster’s New Collegrate Dictionary
Seni adalah penggunaan keahlian dan imajinasi kreatif secara sadar dalam memproduksi objek estetik. Contohnya wayang kulit yang digunakan untuk menyebarkan agama Islam.

Pendekatan Terhadap Seni
            Ada tiga macam pendekatan terhadap penilaian suatu karya seni, yaitu:
  1. Dengan melihat ciri-ciri objektif yang ada dalam karya-karya seni dan mencari persamaannya. Misalnya suatu karya seni yang indah memiliki bentuk tertentu dan karya yang utuh.
  2. Dengan melihat unsur subjektif dari sebuah peristiwa kesenian. Misalnya seni yang sering dikaitkan dengan niat/konsep senimannya dan seni yang mengekspresikan/memancing emosi.
  3. Dengan melihat hubungan karya seni dengan lingkungan sosialnya. Dengan pendekatan ini, karya seni adalah karya yang menyuarakan semangat sebuah zaman suatu bangsa, golongan, ras, dll.

Seni adalah bentuk dan isi
            Semua karya seni memiliki bentuk dan isi. Bentu berarti unsur-unsur karya seni, prinsip-prinsip disain, dan materi fisik yang digunakan si seniman. Bentuk bersifat konkret dan mudah untuk dijabarkan. Sedangkan isi kompleks karena bersifat ide, berarti meliputi apa yang ingin digambarkan si seniman, apa yang kemudian digambarkan, dan bagaimana reaksi kita sebagai indiidu terhadap apa yang ingin disampaikan dan yang benar-benar disampaikan. Isi juga mencakup hal-hal yang mempengaruhi sebuah karya seni seperti agama, ;politik, kebudayaan, dll.

Jenis-jenis Seni
Berdasarkan klasifikasi jenisnya, jenis-jenis esai dibagi menjadi tiga yaitu:
  1. Seni Pertunjukan
Salah satu jenis seni yang dapat dinikmati dengan cara ditonton atau audio visual. Misalnya. Teater, tari, musik, dll.
  1. Seni Rupa
Seni yang dapat dinikmati dengan cara dilihat/visual. Misalnya, lukis, batik, ukir, patung, dll.
  1. Seni Sastra
Seni yang menggambarkan dan menggunakan secara verbal namun dengan cara ditulis. Misalnya, novel, puisi, drama, cerpen, dsb.

Mengapa seni dikatakan penting ?
Beberapa ahli mengatakan bahwa seni adalah bagian yang penting, yaitu:
  • John Kennedy
Seni bersifat politis dalam pengertian yang luas. Sebagai pengingat betapa sia-sianya peperangan antar manusia yang sama-sama beriman.
  • Pablo Picasso
Semua anak adalah seniman. Masalahnya adalah bagaimmana ia menjadi seniman untku dewan. Seniman adalah wadah bagi segala perasaam yang datang dari segala tempat. Seni bertujuan untuk membersihkan jiwa kita dari kehidupan sehari-hari.
  • Enstein
Fungsi paling penting dari seni dan ilmu pengetahuan adalah untuk membangkitkan perasaan realistis dan unnutk mnjaga agar tetap hidup.

Manfaat Seni
            Seni adalah disiplin ilmu yang memang sudah ada pada diri manusia, terdapat beberapa esensi dari seni yaitu :
  • Seni membedakan manusia dari binatang.
  • Seni membuat hidup kita lebih berwarna.
  • Seni menstimulasi otak kita untuk tertawa/ memberontak terhadap sesuatu.
  • Seni membuat kita lebih kreatif dan menjadi jalan untuk mengekspresikan perasaan.
  • Seni membuat kita lebih bijaksana, manusiawi dan mawas diri.
  • Seni membuat otak kita menjadi seimbang. Rogert W Spery mengatakan bahwa otak manusia memiliki dua proses berpikir yang berbeda. Otak kanan bersifat visual dan memproses informasi secara intuitif, sedangkan otak kiri bersifat verbal dan memproses informasi secara analitis.

Sifat-sifat Seni
  • Fungsional tetapi estetis.
  • Selalu berubah tetapi mempunyai ciri yang sama.
  • Subjektif tetapi juga objektif
  • Individual tetapi bernilai universal.
  • Lokal tetapi dapat melampaui batas negara.

Seni akan selalu ada pada diri manusia karena ia tak akan pernah terlepas dari seni. Sejatinya, manusia memiliki kemampuan intuitif untuk dapat menvisualisakan seperti apakah seni, bagaimana menikmati seni atau bahkan mengembangkan jiwa seni menjadi suatu hal yang konkret. Itulah sekilas tentang seni, mengenal seni lebih dekat.