Sunday, November 25, 2012

PEMIMPIN

Perang berkobar
Nafsu membahana menyerukan dendang syaitan.
Lelah, letih, dan lupa
Jiwa, hati, dan pikiran tak lagi sejalan.
Gelap tanpa setitik terang
Awan pekat tak hanya membayang
Inilah spot dimana mereka tak terkendali lagi
Menyakiti saudara sendiri adalah kebahagiaan
Hingga semuanya luluh lantah tak tersisa
Pemimpin?
Ataukah Penguasa?
Penguasa
Penguasa yang tak dapat menguasai nafsunya

Islam ..
Hadir di tengah-tengah kejahilliyahan
Sebagai warning bagi kita
Manusia adalah khalifah di muka bumi
Tak sepatutnya saling merusak
Tapi pembawa perubahan
Perubahan menuju mercu kebenaran

Ketika manusia dinobatkan oleh Allah sebagai pemimpin bumi, makhluk Allah bernama malaikat pun beriman kepadanya, namun makhluk Allah bernama syaitan mengingkarinya. Ia berjanji akan selalu mencari celah pada benteng-benteng hati manusia untuk menjauhi perintah Allah dan mematuhi laranganNya.

Pemimpin. Pemimpin adalah pemimpin. Pemimpin bukan penguasa dan juga bukan pejabat. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mampu menutup telinganya dari syaitan-syaitan terkutuk. Serta pemimpin yang hebat adalah pemimpin berbaju baja sebagai pembendung segala bisikan syaitan Sang Laknatullah alaik.

Allah telah menyekenariokan seseorang seperti Fir'aun, Qarun, Gayus, dsb. Hal tersebut agar kita sebagai penyandang jabatan prestis 'khalifah' dapat terus berkaca diri, menjadikan pengalaman, masa lalu, sebagai guru terbaik untuk masa sekarang dan masa depan nanti. Fir'aun adalah salah seorang pemimpin yang tak pernah mengalami rasa sakit ketika ia menguasai bumi Mesir. Namun hal tersebut yang membuat ia congkak dan mungkar dari ajaran-ajaran Allah SWT, salah seorang pemimpin laknatullah. Itulah contoh pemimpin yang tergoda oleh syaitan. Pemimpin memiliki bagian tersendiri dimana syaitan sangat senang menggali celah dari benteng seorang pemimpin. Mengapa? Karena semakin tinggi iman dan status sosial seseorang maka akan semakin expert syaitan yang bertugas tuk menggodanya.

Pemimpin yang ideal menurut Islam sebagai berikut:

1. ADIL
Pemimpin harus adil dalam menjalani segala sesuatu, jika pemimpin tidak berperilaku adil, namanya bukan pemimpin tetapi pejabat. Pemimpin yang adil adalah pemimpin yang mampu jatuh bangun, berada di tengah-tengah rakyat, memahami aspirasi rakyat, menegakkan keadilan dalam kemakmuran dan kemakmuran dalam keadilan.

2. SABAR
Sosok pemimpin sering dilihat oleh masyarakat dari kekurangannya bukan kelebihannya. Oleh karena itu, pemimpin harus sabar dicaci dan dimaki oleh rakyat dalam kondisi apapun. Jangan kan pemimipin, bahkan Rosullullah saja yang membawa stempel Ketuhanan selalu dicaci-maki, disakiti, dan dikhianati. Jika tidak dapat bersikap sabar, lebih baik jadi pejabat saja tak perlu menjadi pemimpin. 

3. Mengajarkan pada Kebajikan
Pemimpin selalu mengetrti mana yang benar dan mana yang salah. Seorang pemimpin seharusnya jangan terlarut di tengah kehidupan dan problema masyarakat, namun harus menjadi tauladan untuk kemashalatan umum bukan kemashalatan pribadi. Jika rakyat belum makan, dan pemimpin sudah makan, namanya pemimpin kelabu. Jika rakyat menjerit keasakitan seharusnya pemimpin tidak dapat tidur sehari semalam untuk mencari solusi bagaimana rakyatnya dapat hidup damai sejahtera.

4. YAKIN
Keyakinan seorang pemimpin tercermin dari sikapnya, apakah ia seorang guide yang baik untuk rakyatnya atau hanya terpengaruh oleh lingkungannya. Keyakinan seorang pemimpin akan berdampak positif atau negatif terhadap masa depan rakyat. Itulah mengapa menjadi seorang pemimpin adalah pengorbanan, bukan kenikmatan!

Damai Indonesiaku, kita butuh pemimpin ideal! Demi meredam semua konflik dan permasalahan bangsa, demi masa depan gemilang Indonesia, yakinlah bahwa "Ratu Adil" itu akan datang membawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia. Jaya terus Indonesiaku!!!!

Created 25 November 2012
RKD ~

Saturday, November 24, 2012

Sleepy

When I feel like this .....


Every day is sleepy day ...


Coffee didn't work well ..



What should I do?

Bismillah

24.11.2012.22:16

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

BEBAS DARI COMFORT ZONE

Allah pasti selalu memberi "kesempatan" kepada kita yang mau berusaha, bekerja keras, dan meminta kepadaNya

Nothing is impossible. Everything is possible. 


InsyaAllah


Wednesday, November 21, 2012

PELANGI

Tetes-tetes air langit  menuruni pegunungan, lembah, hingga kemudian mengalir menuju sungai-sungai kapuas meneteskan sebuah embun kisah bernama melodi lagu kehidupan. Cakrawala memerah menenggelamkan berkas-berkas sinar mentari, mendispersikan cahaya putih hingga terbentuk wajah nan elok bernama pelangi. 

Pelangi. Awan-awan penghalang pun tak mampu mengusik keberadaannya, itulah mengapa ia nampak begitu indah, menyentuh resistor hati, memantulkan luapan senyuman di setiap mata orang memandang.

Pelangi meneteskan angin kesejukkan, memijarkan binar-binar wajah makhluk Tuhan, Sang khalifah bumi. 

Pelangi tak ubahnya terang setelah gelap, kehangatan setelah kepedihan, petunjuk setelah ujian, dan kemudahan setelah kesulitan.

Pelangi memberikan nafas seolah secercah harapan terselip dibalik keputusasaan. Nafas kehidupan yang membangkitkan energi setiap makhluk untuk meninggalkan comfort zone. Mengubah kelembaman seseorang menjadi kinetik cita tuk meraih asa.

Siapapun yang letih, lelah, dan ingin lari dari kehidupan dapat saja sejenak terlaminerkan oleh pelangi. Distribusi sinarnya memancarkan arti sebuah perjuangan, membuat siapapun tak lagi berdiri pada titik steady state, tak lagi terpana oleh gemerlapnya mimpi laten, tak lagi tersubstitusikan oleh sedikit saja gaya destruktif hingga membuatnya tereksitasi dari orbitnya. Pelangi lah yang mengeliminasi semua material korosif, mengubah patahan-patahan semangat, kemudian menyambungnya menjadi satu kesatuan nan utuh. Ialah  semangat yang tak akan pernah pudar.

Namun, pelangi tak akan pernah lahir tanpa kehadiran hujan dan mentari. Hujan selalu datang menghampiri, terkadang ia datang tak diundang dan pulang tak lagi pula diantar. Ia laksana sebuah dentum bom roket yang membahana di angkasa luas, menghujani kepedihan, memilukan hati hingga air mutiara ini meluap, membanjiri, dan merusak seuntai senyum yang dahulu pernah terukir. Ia adalah sebuah kegagalan yang tak satupun manusia menginginkannya. 

Bukankah setelah hujan, mentari kan muncul kembali dari bilik awan? Memberikan sebuah harapan dan arti sebuah kegagalan. Vitamin D Sang Surya rupanya mampu mengimunisasi tubuh yang dahulu rapuh dan terjatuh dalam hujan. Tak hanya itu, sinarnya memberikan keteduhan, menggelorakan jiwa ketangguhan, dan tentunya menghangatkan suhu keresahan setelah tersentuh oleh dinginnya hujan. Mentari layaknya sebuah kesuksesan, ialah sang penerang dari masa kegelapan. Pengubah masa Jahilliyah. Sebuah puncak pencapaian mimpi. Titik akhir titrasi dari percobaan  kehidupan tuk menghasilkan merkuri kesuksesan.

Karenaaaa .....
Bila kegagalan adalah hujan dan kesuksesan adalah matahari, maka butuh keduanya untuk melihat pelangi.

Rabu, 21 November 2012
RKD ~

Friday, November 16, 2012

Nikmat Terindah

          Menyelami kehidupan tak semudah meminum air di lautan. Kehidupan ini begitu keras. Jika tak keras, bukan tantangan bukan? Yakinlah bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Kerasnya kehidupan tak hanya datang dari luar tetapi juga dari dalam diri sendiri. Kemalasan adalah faktor utama. Melawan rasa malas tidaklah mudah, ingin sekali rasanya membuang semua rasa malas itu, tetapi entah mengapa ia selalu menghampiri.

         Berbicara soal waktu, begitu banyak waktu yang terbuang untuk hal-hal yang sia-sia dalam hidup ini, baru saja aku membaca bahwa waktu di bumi Gaza sangatlah berharga, emas bagi mereka adalah waktu, karena ia lah segala-galanya. Bayangkan saja, bom roket tentara Israel bisa saja meledak sewaktu-waktu. Ketidaktenangan dan ketakutan selalu menghantui, bisa selamat saja dan diberi kesempatan hidup lebih lama sudah sangat bersyukur. Mereka tak lagi bermimpi untuk menjadi seorang engineer, dokter, ekonom, atau apapun, meski tak dapat dipungkiri mimpi itu ADA! Tapi apa daya, kesempatan tak lagi berpihak pada mereka. Hanya satu keinginan, hanya satu mimpi, yaitu KEBEBASAN. Bukan keinginan mereka menjadi negara yang terjajah oleh kaum Yahudi,  bukan keinginan mereka untuk tidur di tenda-tenda pengungsian, bukan keinginan mereka pula untuk berhenti sampai di penghujung mimpi yang tak akan pernah tergapai. Ya semua itu bukanlah keinginan mereka. 

       Tahukah teman-teman, betapa irinya mereka melihat kita yang bebas dari genjatan senjata, aman, dan tentram? Betapa makmurnya kita berada di negeri yang hijau ini, dan betapa beruntungnya kita hidup di tanah yang subur ini. Ya betapa irinya mereka dan betapa beruntungnya kita. Lagi-lagi semua itu bukanlah keinginan kita dan juga bukan keinginan mereka. Berikut kutipan "Surat dari Gaza untuk Umat Muslim Indonesia"

"jika jumlah jama'ah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 Sampai sekarang digabung, itu belum bisa menyamai jumlah jama'ah haji dari negeri kalian dalam satu musim haji saja. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat dibanding kalian yah?"

         Sungguh ironis, saudara muslim kita di belahan bumi Gaza harus menerima kenyataan pahit seperti itu. Setiap jam, menit, dan detik, mereka abdikan untuk berjihad memperjuangkan hak mereka bernama KEMERDEKAAN. Aku sangat kagum dengan mereka, walau Allah memberikan ujian bertubi-tubi, tetapi mereka masih tetap saja mengagungkan namaNya, menyebut namaNya di setiap sela detik-detik hidup, dan tak berpaling dariNya. Sedangkan kita? Baru saja diberi sedikit ujian, sudah mengeluh. Ah capek, tidak sanggup lagi, ingin lari dari semua ini, dan lain sebagainya. Ya itulah kita. Kita masih belum bisa mengerti arti dari rasa bersyukur, masih saja melihat, menengok, dan fokus pada posisi atas, tanpa pernah melihat posisi di bawah kita. Tugas kuliah, kuis, peer seakan menjadi beban yang sangat berat. Kita tak pernah melihat orang-orang di sekeliling kita yang jauh lebih kurang dibandingkan kita, bayangkan saja demi sesuap nasi, apa yang harus mereka lakukan? Sedangkan kita yang setiap hari selalu tersedia nasi dan lauk yang beraneka ragam, masih saja tak mampu bersyukur.

        Semua memang akan indah pada waktunya. Namun, tidakkah kita merasa prihatin melihat fakta ini? Apa yang sudah kita lakukan untuk mereka? Tak perlu bertanya sampai sejauh itu, cukuplah bertanya, apa yang sudah kita lakukan mengupgrade diri sendiri? Lalu, nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?

Semoga bermanfaat.

16 November 2012
at kosan


Friday, November 9, 2012

KEKASIHKU ADALAH POHON

Dear November, tepat pukul 6 pagi, di sudut kamar pinky ini, di tengah sayup-sayup angin dan tumpahan air langit, di saat inilah aku termenung. Bukan karena mendung, bukan karena apa-apa, tetapi karena satu hal yaitu langkah. Mengapa langkah kaki ini terasa begitu berat? Aku ingin menjadi sepertinya, mengikuti jejaknya, melangkah di satu sisi sepertinya, dan sepertinya. Ketika otak ini memerintah saraf-sarafku, entah mengapa mereka hanya terdiam, takk peduli seberapa besar, seberapa keras ia memerintah, tetapi mereka tetap terdiam. Aku tak tahu mengapa seperti itu. Bergerak dan beranjak hingga berlari mengejar awan memanglah tak mudah. Sangat tidak mudah. Kali ini aku tidak ingin mengatakan lawan kata dari mudah. Mengapa? Karena aku tidak ingin menjudge diri ini untuk melangkah dengan lawan kata tersebut. Mungkin hanya belum saatnya. Belum saatnya?! Bukan belum saatnya, tetapi karena kamu masih terjebak di zona itu! Cepatlah melangkah, cepatlah terbangun, cepatlah pergi, karena ini bukann tempatmu, cepatlah bergerak sebelum kau menyesal, Ria!!!

Ketika aku menonton acara "Mamah dan Aa", sedikit aku menemukan solusi itu. Ya keseriusan. Keseriusan. Keseriusan. Keseriusan dalam beribadah, keseriusan dalam belajar, ataupun keseriusan dalam menjalani segala sesuatu. Aku menyadari bahwa selama ini, niat itu ada, keinginan itu ada, tetapi satu hal yang masih kurang adalah KESERIUSAN. Serius, serius, dan serius. Hmm, lalu, setelah hari itu tiba, apa yang harus aku lakukan? Kemanakah langkah kaki ini harus kujalankan? Bagaimanakah aku mendapatkannya dan menggenggamnya dengan erat hingga tak akan terlepas lagi? Lagi-lagi diri ini bimbang, aku tak ingin salah jalan lagi, apa yg harus kulakukan di saat mereka berkata ini bukan tempatku? Dimanakah tempat ku harus berlabuh? Hanya Engkau yang tahu, wahai Tuhanku. Bantu aku, beri aku kekuatan dan kesempatan untuk mendapatkannya, mendapatkan kekasihku. Aku dan Kekasihku.

Mengapa?
Karena pada saatnya nanti, ketika aku dan kekasihku bersama, aku dapat melihat senyum gembira dari orang-orang yang menyayangiku dan mengharapkanku. Karena kekasihku adalah buah dari hasil perjuanganku, pengorbananku, dan kesetiaanku untuk terus menggenggamnya. Karena kekasihku itu, aku berada disini. Karena kekasihku adalah semangatku. Semangat untuk menjadi yang lebih baik. Kekasihku tetaplah di sampingku, menjagaku dan membangkitkanku ketika ku terjatuh. Tetaplah disini menghiasi sebagian jagad khayalku. Aku percaya, semangat ini akan padam ketika kau pergi meninggalkanku. 

Jika kekasihku adalah pohon, maka aku adalah buah. Pohon, tetaplah jaga buahmu sampai ia matang dan pada akhirnya dapat bermanfaat bagi manusia. Pohon, jagalah ia dari terpaan angin yang dapat membuat ia terjatuh. Pegang dia, genggam dia, lindungi dia dari binatang-binatang hama yang hendak memangsanya. Apapun yang terjadi tetaplah jaga dia, sang Buahmu.

to be continued