Saturday, October 27, 2012

MY FAVORIT FOOD - NASI GANDUL

NASI GANDUL-makanan favorit yang sangat terjaga ketradisionalannya. Manis-gurih-enak menggeliat di lidah spesial ini, i like it so much :p


Nasi gandul adalah sajian khas Pati, Jawa Tengah. Tempat dimana kedua orang tuaku berasal.

Dilihat sepintas, ia sangat mirip dengan nasi pindang dari Kudus, tetapi tanpa daun so (daun melinjo muda). Kalau nasi pindang kudus adalah hasil persilangan antara soto dan rawon, maka nasi gandul pati adalah persilangan antara soto dan gule. Nasi gandul memang lebih nendang dan mlekoh rasanya bila dibanding dengan nasi pindang.

Sajian ini merupakan kombinasi dari dua masakan yang masing-masing dimasak dengan bumbu sangat kaya. Elemen pertama adalah empal daging sapi (juga termasuk jeroan) yang dimasak dalam bumbu-bumbu harum, kemudian digoreng sebentar. Empalnya sudah gurih bila dimakan begitu saja.

Elemen kedua adalah kuah santan yang juga sangat gurih. Rasa jintan dan ketumbar mencuatkan citarasa gulai atau kari India. Sedangkan lengkuas dan bawang putih mewakili unsur-unsur soto yang populer di Jawa. Diperkaya dengan bumbu-bumbu lain, diikat dengan santan yang membuatnya sungguh mak nyuss.

Tidak semua penjual nasi gandul – baik di Pati, maupun di kota-kota lain – menyajikannya dengan cara yang sama. Tetapi, yang pasti, hampir semua penjual nasi gandul memakai alas piring dari daun pisang. Tampaknya ini merupakan ciri penting yang tidak boleh tidak. Sebagian penjual memakai gunting untuk memotong-motong daging maupun jeroan. Cara menggunting ini juga populer dilakukan di Kudus, misalnya ketika menyajikan nasi pindang. Para penjual nasi kari ayam di Medan pun menggunakan gunting untuk memotong-motong daging ayam.

Ada penjual nasi gandul yang menuang kuah di atas nasi, kemudian menggunting-gunting empal di atasnya. Tetapi, ada pula yang menggunting empalnya dan menaburkannya di atas nasi, baru kemudian dituangi kuah. Di atasnya ditaburi bawang merah goreng yang renyah.

Mengapa disebut nasi gandul? Pertanyaan sederhana ini ternyata sulit menemukan jawabnya. Hampir tidak ada jawaban memuaskan, termasuk dari mereka yang berdagang nasi gandul. Satu-satunya jawaban yang agak masuk akal adalah karena nasi dan kuahnya "gemandul" (bergantung) di atas piring yang terlebih dulu dialasi daun pisang.


Lauk wajib untuk nasi gandul adalah tempe goreng. Seperti terlihat di foto, tempenya adalah jenis yang dibungkus individual. Tipis, padat, dan kering. Teksturnya yang garing itu sangat padan dengan tendangan kuah nasi gandul yang mantap. Tentu saja, lauk-pauk gorengan lainnya juga cocok untuk mendampingi nasi gandul.

Kalau sedang di Pati, makanan berkuah nan gurih ini paling cocok disantap dengan didampingi es sirup kawista yang aromanya sangat harum.


Resep Masakan Nasi Gandul Khas Pati - Bahan:

250 gram daging kerbau, potong kotak
600 ml santan dari 1/2 butir kelapa
1 lembar daun salam
2 cm lengkuas, dimemarkan
1 tangkai serai, dimemarkan
600 gram nasi
2 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu dihaluskan:

8 butir bawang merah
4 siung bawang putih
2 buah cabai merah
1 cm kencur
1 buah kluwek diambil isinya
1/4 sendok teh jintan
1/4 sendok teh ketumbar
1/2 sendok teh merica
1 senodk teh garam

Cara membuat:

Tumis bumbu halus, daun salam, serai, dan lengkuas hingga harum. Masukkan daging lalu aduk hingga berubah warna.

Tuang santan dan masak dengan api kecil sampai daging lunak dan kuah agak mengental.
Sajikan dengan nasi putih hangat.


NASI GANDUL-menu spesial yang aku suguhkan pada perayaan SWEET 17th ku, tentunya merupakan hasil tanganku sendiri. Pembuatannya cukup mudah, hanya saja membutuhkan waktu yang cukup lama dan tenaga ekstra apabila menghaluskan  bumbunya secara manual. Selamat mencoba :D

Titrasi Potensiometrik

Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume pentiter yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik itu dapat diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator .Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume pada mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran.

1.      Titrasi Manual
Prinsipnya sederhana: tambahkan kenaikan berurutan dari larutan titran; ukur tegangan sel setelah tiap penambahan; siapkan suatu tabel volume titran dan nilai tegangan yang sesuai; plot suatu grafik seperti yang ada dalam Gambar 1; nyatakan di mana grafik tersebut yang paling curam dan ambil volume tersebut untuk titik ujung. Untuk hasil yang terbaik, kita menginginkan bagi langkah terakhir suatu metode yang lebih tepat dan yang kurang subjektif daripada hanya mengamati grafik secara sederhana.
           
            Analisis Kemiringan
            Gambar 2 adalah plot dari kemiringan kurva titrasi terhadap volume titran, misalnya dE/dV vs V. Tentu saja ini memiliki suatu titik maksimum pada volume di mana kurva dalam Gambar 1 merupakan yang paling curam. Seseorang dengan sendirinya merasa bahwa titik ujung yang ditentukan dari grafik ini akan lebih presisi daripada yang diperoleh dengan hanya mengamati grafik dalam Gambar 1 atau bahkan meletakkan penggaris di sepanjang kurva.
Grafik seperti dalam Gambar 2 dapat diperoleh secara percobaan: titrasikan dengan cepat pada mulanya, memperoleh titik-titik yang agar bagian yang curam tidak terlewati; dekat dengan titik ekuivalen, tambahkan serangkaian kenaikan volume sama yang kecil, hitung ∆E/∆V, tegangan tersebut berubah per kenaikan volume, dan plot terhadap volume titran. Tabel 1 menunjukkan beberapa data aktual.




Berikutnya perhatikan turunan keduanya, d2E/dV2 , yang mendekati nol bila dE/dV maksimum, seperti diperlihatkan dalam Gambar 3. Dalam praktek, kenaikan tertentu (nilai ) akan dihitung, seperti terlihat dalam kolom terakhir dari tabel tersebut. Titik ujung dapat dihitung tanpa menggambarkan grafiknya. Kita mengasumsikan bahwa bagian tengah kurva tersebut dalam Gambar 3, dari sedikit di atas ke sedikit dibawah persilangan nol, adalah linear dan hitung titik ujung dengan interpolasi. Untuk data dalam tabel, perhatikan bahwa perubahan tanda di kolom terakhir terjadi di antara 24,3 dan 24,4 mL. Di antara titik-titik ini, suatu kenaikan titran 0,10 mL menyebabkan perubahan 4,4 - (-5,9) = 10,3. Dengan mengasumsikan sifat linier, kita hitung kenaikan volume yang akan mengubah 2E/V2 dari +4,4 hingga tepat nol :

Maka titik ujungnya adalah 24,3 + 0,042 = 24,342 mL.

  Titrasi yang Diotomatiskan
Seseorang yang melakukan titrasi potensiometrik mungkin hanya sesekali melakukannya secara manual, seperti yang sebelumnya. Tidak perlu menghabiskan ribuan dolar untuk mengotomatiskan suatu prosedur yang jarang digunakan. Sebaliknya, untuk suatu laboratorium yang melakukan ratusan titrasi atau lebih dalam seminggu, efektivitas biaya bisa membutuhkan otomatisasi; instrumrn-instrumen yang mahal bisa berbiaya lebih sedikit daripada tenaga manusia. Ada banyak cara untuk menghilangkan pekerja titrasi potensiometrik dalam tingkat yang berbeda-beda.
            Alat-alat Sebelumnya
            Metode-metode yang paling awal melibatkan perekaman otomatis dari kurva titrasi. Alat yang disebut potensiometer perekam, atau seringkali hanya disebut perekam, memplot dengan pena dan tinta pada grafik yang bergerak yang memasukkan tegangan sebagai fungsi waktu. Jika titran diberikan ke larutan analit pada laju tetap dan tegangan sel diberikan ke perekam, pena tersebut merekam suatu kurva titrasi. Sementara ini bekerja, operator dapat menyiapkan sampel berikutnya atau mengambil minum atau apa saja. Namun pada akhirnya, masalah lama muncul: di mana kurva yang paling curam dan seberapa besar presisi titik tersebut ditempatkan? Dan reaksi titrasi harus cepat jika pena tersebut untuk merekam secara tegangan kesetimbangan secara kontinu

Alat-alat yang Dikendalikan Komputer

            Ada alat-alat buatan rumahan yang dapat melakukan hal ini jauh lebih baik. Pemberian titran dapat       dipicu oleh data tegangan terkomputerisasi. Komputer tersebut mengawasi tegangan tersebut sebagai fungsi waktu, dan bila komputer “memutuskan” (dalam suatu batas yang lebih dulu diatur) bahwa pengadukan dua reaksi telah mencapai kesetimbangan dalam sel, komputer memberitahu pompa untuk memberi porsi titran lainnya. Selama komputer itu bekerja, komputer dapat juga mengandalikan volume kenaikan titran saat kurva menjadi curam dan memeriksa perbedaan tegangan untuk memutuskan di mana titik ujungnya. Titran dalam pengaturan di atas diberikan bukan dari suatu buret konvensional, tetapi mungkin dari suatu alat menyerupai suatu hypodermic syringe dalam perpipaan dapat memasang alat semacam itu.

            Alat-alat yang Tersedia secara Komersial
                    
    Akhirnya, instrumen lengkap tersedia secara komersial. Serangkaian sampel dapat dimasukkan sekaligus dan dititrasi dengan baik sementara operatornya pergi ke luar kota. Beberapa instrumen menitrasi suatu potensial yang titik ujungnya ditentukan sebelumnya dan merekam hasilnya sementara beberapa instrumen lain menentukan pada volume titran berapa kurva tersebut yang paling curam dengan memeriksa kemiringan yang diperlihatkan oleh tegangan secara berturut-turut pada suatu kenaikan titran yang kecil. Lainnya membedakan data tegangan secara elektronik dan menghentikan aliran titran bila sinya turunan kedua mengubah tanda.

Daftar Pustaka

Day, R.A Jr dan Underwood, A.L.1980. Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi ke-4. terjemahan Drs. R. Soendoro. 1981. Jakarta : Penerbit Erlangga. 

Day, R.A Jr dan Underwood, A.L. 2001. Analisa Kimia Kuantitati. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Fernando, Quintus dan Michael D. Ryan.1997. Kimia Analitik Kuantitatif. Yogyakarta :Andi.
Skoog, Douglas A., et al. 2004. Fundamentals of Analytical Chemistry, Eight Edition. Kanada: Brooks/Cole, Thomson Learning.


Jenis Sel Volta



Dalam beberapa dekade terakhir ini, teknologi elektronika berkembang sangat pesat. Salah satu faktor pendukung kemajuan teknologi elektronika tersebut ialah adanya kemajuan ilmu pengetahuan di bidang elektrokimia. Sel volta adalah salah satu jenis dari sel elektrokimia. Sel volta ini dapat mengubah energi kimia dari reaksi redoks spontan, sehingga menghasilkan energi listrik. Dalam kehidupan sehari-hari, sel volta dikenal dengan sebutan baterai.
Kini, banyak alat elektronik yang menggunakan baterai sebagai sumber energi listriknya. Baterai yang merupakan alat listrik-kimiawi yang menyimpan energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk listrik ini, saat ini telah mengalami perkembangan. Secara umum, baterai sendiri dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu baterai primer dan baterai sekunder. Baterai primer adalah baterai yang tak bisa diisi ulang dan hanya dapat sekali dipakai (non rechargeable), seperti baterai kering (sel leclanche). Sedangkan, baterai sekunder adalah baterai yang dapat diisi ulang, seperti aki dan baterai nikad.
1. Aki
Aki adalah jenis baterai yang sering digunakan dalam kendaraan bermotor sebagai sumber energi listrik selama kendaraan digunakan. Aki dapat menghasilkan listrik yang cukup besar dan dapat diisi ulang (baterai sekunder). Aki terdiri atas beberapa sel yang dihubungkan seri, sehingga potensialnya menjadi lebih besar. Setiap sel aki memiliki potensial sebesar 2 volt. Maka, kebanyakan aki mobil memiliki potensial 12 volt, karena terdiri atas 6 sel aki.
Sel aki terdiri atas anode timbal atau timah hitam (Pb) dan katode  timbal (IV) oksida (PbO2). Kedua elektrodenya tersebut berfase padat yang dicelupkan ke dalam larutan asam sulfat yang bermassa jenis sekitar 1,25 g/cm3 sampai 1,3 g/cm3. Kedua elektrode ini maupun hasil reaksinya tidak larut dalam larutan asam sulfat, sehingga keberadaan jembatan garam tidak dibutuhkan. Namun demikian, kedua elektrode tidak boleh saling bersentuhan, sebab hal ini dapat menyebabkan terjadinya hubungan pendek sehingga pada kedua elektrode tidak terjadi perbedaan potensial. Oleh karenanya, diantara kedua elektrode, diletakkan separator atau pemisah dari bahan asbes. Bahan asbes ini pun tak larut dalam asam sulfat sehingga aman digunakan.
Reaksi yang terjadi pada saat aki digunakan sebagai sumber arus listrik adalah reaksi pengosongan aki, sebagai berikut :
Anode                         : Pb (s) + HSO4-(aq) → PbSO4(s) + H+ (aq) + 2e
Katode                       : PbO2(s) + 3H+(aq) + HSO4-(aq) + 2e → PbSO4(s) + 2H2O (l)
Reaksi Total    : PbO2(s) + Pb (s) + 2H+(aq) + 2HSO4-(aq) → 2PbSO4(s) + 2H2O (l)
Dalam reaksi pengosongan aki, tampak bahwa anode (Pb) dan katode (PbO2) berubah menjadi PbSO4 yang berupa endapan. Jika PbSO4 telah melapisi kedua permukaan elektrode, maka tak akan terjadi perbedaan potensial diantara kedua elektrode tersebut, sehingga aki perlu dicas kembali. Selama aki digunakan, selain sebagian besar ion sulfat mengalami pengendapan, reaksi akan menghasilkan air, sehingga kadar asam sulfat dalam larutan akan berkurang. Hal ini menyebabkan massa jenis asam sulfat akan berkurang juga, sehingga aki harus ditambahkan asam sulfat kembali.
            Aki dapat pula diisi ulang. Hal inilah yang menjadi keunggulan utama aki. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua elektrode, sehingga elektrode berbalik. PbSO4 yang terdapat pada elektrode Pb itu akan direduksi menjadi endapan Pb. Sementara, PbSO4 yang terdapat pada PbO2 akan teroksidasi membentuk PbO2.
Elektrode Pb (katode)       : PbSO4(s) + H+ (aq) + 2e →  Pb (s) + HSO4-(aq)
Elektrode PbO2 (anode)    : PbSO4(s) + 2H2O (l)       → PbO2(s) + 3H+(aq) + HSO4-(aq) + 2e
Reaksi Total                       : 2PbSO4(s) + 2H2O(l)→ PbO2(s) + Pb(s) + 2H+(aq) + 2HSO4-(aq)
            Namun demikian, aki memiliki kelemahan yaitu bobotnya yang cukup berat dan asam sulfat yang terkadung di dalamnya bersifat korosif, sehingga sangat berbahaya bila tumpah.

2. Baterai Kering (Sel Leclanche)
            Sel leclanche adalah baterai yang sering digunakan sebagai sumber energi bagi radio, tape, dan sebagainya. Potensial satu sel leclanche ialah 1,5 volt. Sel leclanche terdiri dari suatu casing berbentuk silinder berbahan seng (Zn) yang berperan sebagai anode. Sedangkan, sebagai katodenya, digunakan grafit (karbon) yang ditanam di dalam pasta dari campuran batu kawi (MnO2), serbuk karbon (C), dan sedikit air. Pasta ini berfungsi sebagai oksidator. Selain itu, digunakan pula ZnCl2 sebagai elektrolitnya. Batang graphit/karbon digunakan sebagai kolektor arus elektron pada sisi katoda, tidak hanya menggunakan MnO2 saja karena MnO2 sangat kecil konduktivitasnya, sehingga graphit digunakan untuk meningkatkan konduktivitasnya. Karena semakin besar konduktivitas suatu baterai, maka tegangannya juga akan semakin besar, sehingga arus listrik dapat dialirkan akan semakin besar dan mutu baterai juga akan semakin bagus.
            Reaksi yang terjadi di dalam sel leclanche adalah :
Elektrolit         : ZnCl2 (aq) → Zn2+ (aq) + 2Cl- (aq)
Katode                        : 2MnO2(s)+ 2H2O (l) +2e → 2MnO(OH) (s) + 2OH- (aq)
Anode             : Zn(s)+ 2OH- (aq)→ Zn2+  (aq) + 2OH- (aq) + 2e
Reaksi Total    : Zn(s) + 2MnO2(s) + 2H2O(l) + ZnCl2(aq)→ 2MnO(OH)(s) + 2Zn(OH)Cl(aq)
Keuntungan sel leclanche ialah harganya yang murah, praktis, dan tidak mudah bocor sehingga aman untuk digunakan. Sedangkan, kelemahannya ialah tak dapat diisi ulang (baterai primer) dan dayanya cepat menurun jika dipakai untuk arus yang besar. Hal ini terjadi karena ion-ion yang terbentuk akibat reaksi yang terjadi memerlukan waktu untuk dapat berdifusi menjauhi elektrode. Namun, jika pemakaian dihentikan sementara, kemampuannya akan meningkat lagi karena ion-ion telah berdifusi.

3. Baterai Nikel-Kadmium (Ni-Cd)
Baterai nikel-kadmium (baterai nikad) adalah baterai primer kering yang dapat diisi ulang. Baterai ini terdiri dari logam kadmium sebagai anodenya dan nikel (IV) oksida (NiO2) sebagai katodenya. Untuk elektrolitnya, digunakan larutan hidroksida (OH-) yang berupa pasta. Baterai nikad ini memiliki potensial 1,2 volt. Baterai ini termasuk di dalam kategori baterai sekunder karena dapat diisi ulang. Hal ini disebabkan karena hasil reaksinya berupa zat padat yang menempel pada setiap elektrodenya.
Reaksi pada baterai nikad adalah :
Anode             : Cd(s) + 2OH-(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e
Katode                        : NiO2(s) + 2H2O + 2e → Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)
Reaksi Total    : Cd(s) + NiO(aq) + 2H2O(l) → Cd(OH)2(s) + Ni(OH)2(s)
Kelebihan dari baterai nikad adalah memiliki densitas yang tinggi, sehingga baterai dapat menghasilkan energi yang besar dengan ukuran yang relatif kecil. Baterai jenis ini juga paling tahan banting, ringan, lebih murah dibandingkan dengan baterai jenis lainnya, lebih awet, serta dapat di recharged (diisi ulang) secara cepat.
Namun, pemakaian baterai nikad semakin berkurang di masa sekarang. Hal ini disebabkan karena kadmium ialah logam berat yang sangat beracun dan dapat mencemari lingkungan. Kadmium yang terakumulasi dalam tubuh manusia sangat berpotensi untuk merusak ginjal, paru-paru, menyebabkan kerapuhan tulang, serta menyebabkan adanya gangguan pada organ reproduksi, seperti uap logam kadmium yang dapat menyebabkan impotensi serta membunuh sel sperma pada laki-laki.
Selain itu, baterai nikad sangat rentan terhadap efek memori (memory effect). Memory effect adalah efek dari baterai nikad yang mampu mengingat jumlah kapasitas energi  baterai ketika baterai diisi ulang. Misalnya, baterai diisi ulang sebelum energi baterai benar-benar habis (misalnya tersisa 20% di dalam baterai), maka baterai akan mengingat bahwa kondisi dimana baterai kosong adalah ketika sisa energi baterai adalah 20%. Hal ini menyebabkan, saat energi baterai tersisa 20%, baterai tak lagi dapat digunakan. Hal serupa juga terjadi saat kita melakukan isi ulang baterai tidak sampai penuh. (misalnya mengisi baterai hanya sampai 70% energinya saja), maka baterai akan mengingat bahwa baterai dianggap penuh dan tak bisa diisi lebih lanjut jika energi baterai telah mencapai 70%. Hal ini menyebabkan kapasitas baterai akan berkurang dan terkesan baterai cepat habis.
Baterai jenis ini banyak digunakan untuk handphone, handycam, dan mainan anak-anak. Baterai Nikel - Kadmium juga digunakan sebagai baterai dalam berbagai peralatan luar angkasa dan pesawat sejak tahun 1970-an. Misalnya pada satelit dan beberapa peralatan luar angkasa. Pada pesawat Boeing 737, digunakan 2 sumber listrik, yaitu AC dan DC. Sumber listrik AC dihasilkan dari 3 buah generator, 2 buah pada engine, dan 1 generator yg terdapat pada APU (Auxiliary Power Unit). Sedangkan, untuk sumber listrik DC pada pesawat terdiri atas TRU (Transformer Rectifier Unit) dan baterai. Baterai yang dipakai adalah tipe Nikel Cadmium (Ni-Cd) sehingga dapat diisi ulang (rechargeable). Saat baterai tidak digunakan, baterai akan di-charge oleh baterai charger yang terpasang. Dalam pemakaiannya, baterai pesawat dipakai dalam beberapa keadaan yaitu sebagai sumber energi awal untuk starting APU dan saat kondisi darurat sebagai sumber listrik DC. Baterai ini akan dipakai sebagai power supply cadangan untul black box pesawat terbang, ketika pesawat berada pada kondisi darurat ketika sumber listrik AC tidak bekerja optimal (mati).
Namun, di masa sekarang, pemakaiannya semakin berkurang karena adanya penggunaan baterai ion litium yang lebih menguntungkan sebagai substitusi baterai nikad bagi handphone.

4. Baterai Ion Litium (Li-Ion)
                Baterai ion litium adalah baterai yang memiliki anode berupa ion litium. Karena menggunakan ion litium dan bukan logam litium, maka reaksi yang terjadi bukanlah reaksi redoks, melainkan hanya pergerakan ion litium melalui elektrolit dari satu elektrode ke elektrode lain. Baterai ini bekerja dengan prinsip interkalasi, yaitu pergerakan ion litium pada daerah antar lapisan atom dalam kristal tertentu. Pergerakan ion ini terjadi diantara dua elektrode, yaitu grafit dan LiCoO2. Larutan  LiPF6 digunakan sebagai elektrolit dalam baterai ini.
Baterai diproduksi dalam keadaan kosong, dimana tak ada ion litium diantara atom karbon dalam grafit. Saat baterai dicharge, ion litium dari LiCoO2 akan bergerak melalui elektrolit menuju grafit sebagai elektrodenya. Elektron juga akan mengalir bersamaan dengan aliran ion, sehingga menghasilkan arus listrik. Proses saat pengisian awal baterai adalah :
LiCoO2 + C6 → Li 1-xCoO2 + LixC6
Dimana C6 adalah grafit (berbentuk heksagonal), x adalah jumlah ion litium yang berpindah  dari LiCoO2 ke C6. Saat baterai digunakan, ion litium agar berpindah dari grafit ke LiCoO2 kembali. Li 1-xCoO2 + LixC6 → Li 1-x CoO2 +  Li 1-x+y + Li x-y C6. Pada pengisian kembali, maka reaksi ini akan berbalik.
Baterai litium-ion adalah salah satu jenis baterai primer rechargeable yang memiliki keunggulan, seperti : tidak ada efek memori (memory effect), serta lambat dalam penurunan daya jika tidak digunakan. Di samping itu, ukuran dan beratnya juga sangat minim dibandingkan baterai Ni-Cd, sehingga membuat handphone menjadi lebih kecil dan ringan.

Elektroda Selektif Ion dan Molekul


I. Elektroda Selektif Ion (ISE)
Elektroda selektif ion adalah elektroda yang responsif terhadap spesi ion. Elektroda ini terbagi menjadi dua bagian yaitu elektroda membran kristal dan elektroda non kristal.Elektroda selektif-ion (ESI) merupakan suatu alat yang digunakan untuk menentukan secara kuantitatif dari ion-ion, molekul-molekul atau spesi-spesi tertentu, karena elektroda tersebut merupakan elektrokimia yang akan berubah secara reversibel terhadap perubahan keaktifan dari spesi-spesi yang diukur. Pada dasarnya cara analisis dengan menggunakan elektroda selektif ion adalah menentukan potensial dari larutan yang akan diukur sehingga penentuan dengan cara ini termasuk di dalam metode potensiometri.
ESI (Elektroda selektif-ion) ini menggunakan membran sebagai sensor. Membran adalah suatu lapisan yang memisahkan dua fasa dan mengatur perpindahan massa dari kedua fasa yang dipisahkan. Sejumlah persyaratan telah ditetapkan sebagai petunjuk bagi pemilihan bahan polimer yang dapat didop untuk digunakan sebagai membran elektroda pada baterai, peralatan elektronik, sensor, elektroda tennodifikasi, generator tennoelektrik dan elektrokimia vakum tinggi. Polimer yang baik digunakan sebagai ion induk (host ion) adalah:
1.      Polimer yang mempunyai gugus yang mampu menyumbangkan elektron guna membentuk ikatan koordinasi dengan kation garam dopan. lnteraksi ini terjadi bila polimer mempunyai pasangan elektron bebas yang disediakan oleh atom nitrogen, oksigen, sulfur atau klor.
2.      Polimer yang mempunyai rantai fleksibel sehingga atom dopan dapat dengan mudah terikat pada polimer aktif.
3.      Polimer yang memiliki densitas energi kohesi yang tinggi dan suhu transisi gelas(Tg) yang rendah.
Membran selektif ion adalah membran yang memiliki sifat yang sama dengan membran permselektif namun yang ditransport adalah ion-ion tertentu, sehingga dapat mengadakan pertukaran secara spesifik sedangkan ion lain tidak.Membran pada elektroda selektif ion secara umum dibagi menjadi 2, yaitu membran kristal dan membran non kristal.
            a. Membran kristal
·         Kristal tunggal, contoh LiF3 untuk F-
·         Polikristalin atau kristal campuran, contoh Ag2S untuk S2- dan Ag+
b. Nonkristal membran
·         Gelas, contoh gelas silikat untuk Na+ dan H+
·         Cairan, contoh cairan penukar ion untuk Ca2+ dan pembawa netral untuk K+
·         Cairan polimer, contoh polivinil klorida untuk Ca2+ dan NO-

II. Elektroda Selektif Molekul
            Elektroda selektif molekular adalah elektroda yang dipakai untuk menetapkan molekul analit. Elektroda ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu : elektroda pendeteksi peka terhadap gas dan elektroda bersubtrat enzim.

a.       Pendeteksi gas adalah sel galvani yang potensialnya tergantung kepada konsentrasi gas dalam larutan, contoh membran hidrofob untuk CO2 dan NH3
b.      Elektroda bersubstrat enzim adalah sebuah elektroda yang merespon konsentrasi substrat dengan mereaksikan substrat dengan enzim yang statis, menghasilkan ion yang dapat dipantau dengan ion-selektif elektroda, contoh membran urease untuk urea darah.

III. Alat Pengukur Potensial
Alat pengukur potensial merupakan salah satu susunan alat pada potensiometri selain elektroda dan pH meter. Alat ini digunakan untuk mengukur beda potensial sel dari suatu sel potensiometri. Alat pengukur potensial ini dihubungkan dengan kedua elektroda.


DAFTAR PUSTAKA

Skoog, West, Holler & Crouch. 2004. Fundamentals of analytical chemistry 8ed 2004. California : Brooks/ Cole Cengange Learning
htpp://www.scribd.com/doc/98275984/Potensiometri (diakses tanggal 26 Juni 2012 pukul 23.00)