BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari. Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini dinamakan fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya pengetahuan tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang fotosintesis ini.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah intensitas cahaya mempengaruhi fotosintesis?
1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis selain intensitas cahaya?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi fotosintesis.
1.3.2 Memenuhi tugas biologi tentang fotosintesis.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Memberikan pengetahuan bagi pembaca tentang laju fotosintesis
1.4.2. Memberikan kontribusi pada masyarakat agar dapat memberikan perlakuan yang tepat terhadap kerja fotosintesis
1.5. Metodologi Penelitian
Alat dan Bahan
Alat :
1. 2 Gelas Beaker.
2. 2 Tabung reaksi.
3. Gelas ukur.
4. Baskom.
5. Corong.
6. 6 Kawat penggantung.
7. Tali raffia.
Bahan :
1) Ganggang chara / Hydrilla verticillata
2) Air
Cara kerja:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Memotong 10 hydrilla (5 cm) dan kemudian ikat dengan tali rafia, ikat tali rafia berisi 5 hydrilla.
3. Memasukkan hydrilla pada corong kaca
4. Menutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi
5. Memasukkan tiga kawat penyangga ke dalam 1 gelas ukur untuk menjaga keseimbangan dari corong yang telah diisi dengan hydrilla.
6. Memasukkan corong yang berisi hydrilla hydrilla kedalam gelas kimia dengan posisi terbalik, mulut corong berada di bagian bawah.
7. Mengisi gelas kimia tersebut dengan air.
8. Pengisiannya dilakukan di dalam baskom supaya semua bagian gelas kimia, corong dan tabung reaksi berisi air.
9. Untuk kelompok kami, kelompok I meletakkan rangkaian alat dan bahan yang telah disusun tadi di tempat terang dan redup.
10. Amati gelembung-gelembung yang timbul pada tabung reaksi.
11. Mengamati dan mencatat banyaknya gelembung yang muncul lalu memasukkan data ke tabel.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. (Kimball, 2002)
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. (http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis)
Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh tumbuhan hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu mensintesis makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai makanan menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan dalam reaksi fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O yang diserap dari dalam tanah. Selain itu sesuai dengan namanya, foto “cahaya” reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi dalam pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen).
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi dalam proses-proses di dalam tubuh.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter persegi.
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transpot elektron. Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.(Dwidjoseputro,1986)
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum. (Malcome, 1990)
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis, satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat begantung seluruh kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof. (http://metabolismelink.freehostia.com)
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu:
klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
klorofil-b : C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air). (Dwidjoseputro, 1994:18)
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:
€ Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.
€ Cahaya.
Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada daun-daun yang terus terkena kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.
€ Oksigen
€ Karbohidrat.
Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup.
€ Nitrogen Magnesium.
Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition sinc qua non (kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis kepada tumbuhan.
€ Air.
Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.
Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali, membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan mengalami klorosis juga.
Temperatur antara 37o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26o-30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau lebih pigmen klorofil yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya seperti pada ganggang dan bacteria, berwarna coklat, merah dan ungu. Hal ini disebabkan oleh adanya pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap, seperti karotenoid yang berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang berwarna biru atau merah (Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99)
Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa pada fotosintesis terbentuk karbohidrat amilum. Adanya amilum dapat dibuktikan dengan pengujian dengan yodium, amilum dengan yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian daun yang hijau dan terkena sinar.
Pada percobaaan Sachs, A daun yang sebagian tertutup x, terkena sinar sepanjang hari. B daun tersebut setelah dipetik, direbus, direndam dalam alcohol untuk melarutkan klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam larutan yodium. Bagian yang tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum.
Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen. (id.yahoo.answers.org)
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun dari pengeringan dan infeksi.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
HASIL PENGAMATAN
Hasil Penelitian
Dalam penelitian kali ini kita dapat memperoleh hasil penelitian keseluruhan kelompok dalam table berikut ini:
Kelompok Perlakuan Waktu
(menit) Suhu awal Suhu akhir O2 yang dihasilkan Kecepatan(ml/menit)
1 1) Pada tempat terang
2) Pada tempat redup
110 1) 30◦C
2) 28◦C 1) 34◦C
2) 28◦C 1) 11ml
2) 0 ml 1) 0,1
2) -
2 1) Ditambahkan air panas
2) Ditamabahkan es 1) 88
2)101 1) 40◦C
18◦C menjadi 27◦C 1) 27◦C
2) 27◦C 1) 0
2) 1ml 1) -
2) 0,009
3 1)Ditambahkan NaHCO3¬
2)Plastik merah 80 1) 30◦C 1) 34◦C
2) 4ml 1) 7ml
2) 4ml 1) 0,09
2) 0,05
4 1) Plastik kuning
2) Plastik jingga 130 1)20,5ml
2) 9,5 ml 1)20,5m
2)9,5 ml 1) 0,15
2) 0,07
5 1) Plastik Biru
2) Plastik Hijau 100 1) 2,3 ml
2) 1,1 ml 1) 2,3ml
2) 1,1ml 1) 0,023
2) 0,01
6 1) Plastik Nila
2) Plastik ungu 120
120 1) 1ml
2) 6ml 1) 1ml
2) 6ml 1) 0,008
2) 0,05`
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan pengamatan jika dibandingkan antara alga yang ada di tempat terang, gelap, ditutup plastik ungu maupun ditutup plastik nila, semua tabung memunculkan gelembung saat proses terjadi. Hal ini menunjukkan adanya oksigen yang dihasilkan selama proses fotosintesis. Gas ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan oleh cahaya matahari menjadi gas oksigen yang akan muncul berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi :
cahaya matahari
2H2O ----------> 4H+ + O2
Banyaknya gelembung yg muncul menunjukkan banyaknya volume oksigen yang dihasilkan. Pada alga yang ada di tempat terang memunculkan gelembung yang lebih banyak yg berarti menghasilkan volume oksigen paling banyak pula dibandingkan yg lain.
Hal ini karena banyak sinar matahari secara langsung yg mengenai alga tanpa pembatas apapun. Cahaya matahari digunakan sebagai sumber energi dalam fotosintesis khususnya dalam fotolisis sehingga semakin banyak cahaya yg masuk maka semakin banyak air yg dipecah dan semakin banyak pula gas oksigen yg dihasilkan. Kemudian diikuti oleh alga yg ditutup plastik ungu dan kemudian nila dan yg paling sedikit adalah pada tempat yang gelap.
Alga yg ditutup dgn plastik ungu mempunyai volume oksigen lebih besar daripada yg ditutup nila karena perbedaan warna tsb mempengaruhi pula warna cahaya yg masuk. Cahaya berwarna ungu mempunyai panjang gelombang yg lebih pendek (<400 nm) daripada cahaya berwarna nila sehingga cepat mempengaruhi laju fotosisntesis dan dapat menimbulkan banyak gelembung gas daripada gelembung pada alga yg ditutup plastik warna nila. Dan yang paling sedikit menghasilkan oksigen adalah pada alga yg ditempatkan di tempat yg gelap. Hal ini karena tidak ada cahaya / hanya sedikit cahaya yg dapat ditangkap oleh klorofil sehingga semakin sedikit air yang dipecah atau diurai dan semakin sedikit pula gas oksigen yang dihasilkan. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-700 nm). Sinar dengan gelombang lebih pendek disebut ultraviolet (UV) yang mempunyai panjang 300-350 nm, sedangkan gelombang yg lebih panjang disebut inframerah dengan panjang 700-750 nm. Cahaya tampak terbagi atas merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu . Cahaya merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet/ungu (< 400 nm). Masing-masing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Gelombang cahaya yg pendek < 400 nm (ungu) akan cepat terserap oleh pigmen klorofil untuk melakukan fotosintesis maka otomatis kerja sistem pada reaksi terang (membutuhkan cahaya) akan maksimum dan menghasilkan glukosa yang lebih dari cukup dan melepaskan udara (oksigen) yang lebih dari cukup pula.
PEMBAHASAN LEBIH LANJUT
Fotosintesis adalah suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi matahari yang dapat dimanfaatkan oleh kloropil yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis selain memerlukan cahaya matahari sebagai bahan bakar juga memerlukan karbondioksida dan air sebagai bahan anorganik yang akan diproses. Pada percobaan kali ini dapat kita lihat bahwa muncul gelembung pada tabung. Hal ini menunjukkan adanya oksigen yang dihasilkan selama proses fotosintesis. Gas ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan oleh cahaya matahari menjadi gas oksigen yang akan muncul berupa gelembung-gelembung dengan perberbedaan reaksi 2H2O cahaya matahari 2H2+ + O2 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa : a). Perlakuan pada hydrilla yang ditutupi plastik warna jingga Panjang gelombang pada spektrum cahaya jingga panjang yaitu antara 650-700nm dan energi yang dimiliki lebih tinggi dari pada cahaya kuing. Selain itu, daya serap klorofil terhadap spektrum cahaya jingga juga lebih baik. Sehingga energi yang terkumpul cukup besar. Karena persediaan energi yang dimiliki lebih banyak, proses fotosintesispun berlangsung cepat.produk hasil fotosintesis yang dihasilkan lebih banyak karena enzim yang melakukan reaksi kimia bekerja optimal. Akibatnya gelembung dalam air yang dihasilkan lebih banyak daripada yang berwarna kunimg. b). Perlakuan pada hydrilla yang ditutupi plastik warna kuning Panjang gelombang pada spektrum cahaya kuning yaitu antara 600-650 nm. Walaupun panjang gelombang cahaya pada ungu dan nilamempunyai selisih yang sedikit, akan tetapi klorofil kurang bertoleransi terhadap warna kuning terutama klorifil b dan karatenoid yang akan memantulkan cahaya kuning. Pada akhirnya proses fotosintesis berlangsung lambat, produk hasil fotosintesis sedikit, Akibatnya, gelembung yang dihasilkan dalam air sedikit c) Perlakuan Hydrilla yang ditambah dengan air panas tidak menghasilkan O2 dan hydrilla yang ditambah dengan air dingin menghasilkan lebih sedikit O2 jika dibandingkan dengan tempat terang. Dalam hal ini terjadi kesalahan eksperimen, karena seharusnya pada suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah (0o) hydrilla tidak menghasilkan O2 . Hal ini disebabkan karena pada suhu terlalu tinggi enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis kan rusak, sehingga fotosintesis tidak berlangsung. Dan pada suhu yang terlalu rendah enzim ang berperan dalam proses fotosintesis akan menon- aktifkan diri,sehingga fotosisntesis jauga tidak berlangsung. Apabila tidak terjadi fotosintesis maka tidak mungkin dihasilkan O2 . Kesalahan eksperimen btejadi karena pemberina es yang kurang kontinu dan tepat,sehingga suhunya tidak terlalu rendah dan memungkinkan enzim untuk meaktifkan diri. d) Perlakuan Hydrilla yang ditambah dengan NaHCO3 menghasilkan O2. Namun, masih lebih kecil jika dibandingkan dengan ditempat terang. Fungsi NaHCO3 adalah untuk menambahkan CO2 sebagai salah senyawa yang dibutuhkan pada proses fotosintesis. Berikut ini reaksi pada
NaHCO3: NaHCO3 + H2O -------->Na+ + HCO3- + H+ + OH-
e) Perlakuan Hydrilla dengan menutupnya menggunakan plastik Mejikuhibiniu mengashilkan bahwa fotosintesis paling cepat terjadi pada plastik kuning,plastik jingga, plastik merah, plastik biru, plastik ungu, plastik hijau dan nila. Hasil ini tidak sesuai dengan referensi dan percobaan – percobaan yang dilakukan sebelum kami. Ketidak sesuaian hasil dikarenakan panjang hydirlla yang berbeda, masa yang berbeda, volume air yang berbeda, jumlah cahaya yang berbeda, dan keadaan hydrilla yang berbeda ( layu/segar).
Urutan hasil yang sesuai standar adalah plastik merah, plastik biru, plastik jingga, plastik kuning, ungu, hijau, dan nila. Karena daun pada hidyrilla berwarna hijau maka klorofil akan menyerap cahaya warna merah dan biru dan memntulkan cahaya hijau. Sehingga apabila semakin banyak cahaya merah atau biru yang diperoleh hydrilla maka semakin ceapt proses fotosintesisnya sehingga menghasilkan O2 yang banyak pula.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
€ Fotosintesis membebaskan O2 berupa gelembung-gelembung udara pada saat terang.
€ Fotosisntesis memerlukan cahaya
€ Semakin banyak CO2 maka semakin banyak pula gelembung yang dihasilkan
€ Warna yang paling banyk diserap adalah warna merah dan biru
€ Proses penerapan warna tidak bergantung pada panjang gelombang mealinkan pada warna daun itu sendiri.
€ Banyaknya gelembung yang dihasilkan dipengaruhi oleh warna cahaya.
€ Warna yang memiliki panjang gelombang pendek {ungu} sangat cepat mempengaruhi laju fotosintesis sehingga menghasilkan banyak gelembung gas daripada warna cahaya yang memiliki panjang gelombang lebih besar {nila}.
€ Gelembung gelembung udara yang dihasilkan membuktikan adanya oksigen yang dihasilkan selama proses fotosintesis.
4.2 Saran
Sebaiknya ketika melakuakan praktikum harus sesuai denagn standar dan ketentuannya sehingga dapat memperoleh hasil yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
• Airlangga. 2010. Technology for a better life. Jurnal Penelitian Online, Jilid 1, No.1.
• Pratiwi, D.A. 2007. BIOLOGI untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga .
• Riandari, Hendri. 2009. Theory and Application of Biology. Solo: Evo Bilingual.
• Sudjadi, Bagod, dan Laila. 2006. Biologi Sains Dalam Kehidupan 3A. Surabaya: Yudhistira.
• Syamsuri, Istamar dkk. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Malang: Erlangga.
• http://situsbiologiindonesia.blogspot.com/2009/08/fotosintesis.html
Disusun Oleh :
1. Aditya Putra R. 02
2. Amalia Fatmasari 04
3. Astrid Swandira B. 06
4. Busyrol Anaam G. 09
5. Ria Kusuma Dewi 23
Kelas XII IPA 1
SMA Negeri 1 Tegal
Lampiran
perlu recheck... Saya lagi nyari artikel apakah Hidrilla bisa memproduksi 2H2O sebagai hasil reksi akan fotosintesisdi dalam air atau tidak jadi baca2 ini..
ReplyDeleteTapi perlu di recheck masalah "PLASTIK HIJAU" karna dalam spektrum chaya, seharusnya warna hijau menghasilkan efek fotosintesis terendah.
Anda melihat warna hijau pada tanaman = tanaman memantulkan cahaya hijau ke mata anda.
terimakasih atas kritik dan sarannya
Delete