Showing posts with label Curhat. Show all posts
Showing posts with label Curhat. Show all posts

Saturday, June 6, 2015

I LOVE YOU AND ALWAYS MISS YOU, MY BELOVED BROTHER :*

I really love and miss you my brother :) Hopefully you're always happy there. Allah always beside you, I believe. Even till now, it's like a dream, but I realize that the fact I have to faced. Love you so much. I promise that you're always in my heart and my memory. Thank you for being my soulmate in 16 years.















I really really really love you my beloved brother!

Thursday, June 4, 2015

IKHLAS [1]

Mungkin berbagai ujian yang aku lalui ini untuk mengajarkanku bagaimana menjadi seorang yang ikhlas... 18 Mei 2015 pukul 00.50, aku telah kehilangan orang yang sangat aku sayangi, yaitu adikku satu-satunya. Bahkan aku pun tak sempat menemuinya untuk yang terakhir kalinya. Pedih, sedih, dan sakit rasanya melalui ini, tapi yaa aku harus berusaha untuk IKHLAS, melewati semua ini dengan tetap semangat dan terus menjadi orang yang sabar. Mungkin ini yang terbaik untuk adekku, aku tak bisa membayangkan bilamana aku bertukar posisi dengannya, ya mungkin memang ini adalah jawaban terbaik dari Allah. Allah tau apa yang terbaik untuk umatNya, tetapi manusia tidak mengetahuinya. Aku akan terus berusaha belajar ikhlas, walaupun sangat pahit yang aku rasakan, aku akan terus berusaha berusaha dan berusaha untuk ikhlas. Meskipun sekarang ini aku tidak lagi dapat melihat adikku, tidak bisa lagi bercerita mengenai banyak hal dengannya, tidak lagi bisa bercanda tawa bersama, menangis bersama, menikmati makanan minuman bersama, yaa tidak lagi bisa. Karna sekarang kami benar-benar terpisahkan oleh dimensi ruang dan waktu, berada di alam yang berbeda, dan tak lagi bisa bergandengan tangan. Aku sadar bahwa setiap pertemuan pasti akan selalu ada perpisahan. Tetapi aku masih tidak menyangka mengapa perpisahan terjadi begitu cepat dan aku pun belum sempat membahagiakan adekku dengan uang hasil jerih payahku nantinya. Bahkan mimpi dan khayalan akan merayakan wisudaku di Bulan Agustus nanti lenyap begitu saja. Khayalan dan Angan-angan bahwa adekku akan memberikan bucket bunga untukku kini tinggal mimpi yang tak akan bisa menjadi kenyataan. Namun, aku tak ingin meratapi ini semua dengan penyesalan. Aku tau bahwa kini Allah tengah menguji kesabaranku dan keimananku padaNya. Sekarang hal yang bisa aku lakukan sebagai bukti rasa SAYANG ku pada adekku hanyalah mendoakannya agar semua amalannya tidaklah terputus. Rasanya masih seperti mimpi di siang bolong, dan jika ini benar adalah sebuah mimpi, ingin sekali aku cepat-cepat terbangun, lalu akan kutemui adekku itu. Ya ini adalah kenyataan pahit yang harus aku terima. Tidak ada hal lain yang dapat dilakukan selain menguatkan diri sendiri, mendoakannya semoga ia tentram dan tenang di alam sana, dan aku berjanji akan menjaga kedua orang tuaku semaksimal dan semampuku demi kamu, adikku sayang. Aku sangat sangat sangat sayang denganmu, aku tidak akan pernah melupakanmu sampai akhir hayatku. Kamu adalah sebuah lilin yang pernah menerangi hidupku selama hampir 17 tahun ini. I really love you :* Baik-baiklah di alam sana, kamu adalah anak yang baik, aku yakin bahwa Allah akan selalu mengampuni dosa-dosamu, menerima semua amal ibadahmu, dan memberikanmu tempat terbaik di sisiNya. Jangan khwatirin mba, bapak dan ibu, karena mba akan menjaga orang tua kita selalu... love you....










I LOVE YOU........... 
WAHYU CANDRA KUSUMA (03/08/98-18/05/15)

Saturday, May 16, 2015

Fighting (BAB 4)!

"Mungkin itu secercah curahan kesedihanku. Namun, aku tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan itu lagi. Karna aku adalah seorang yang KUAT dan TEGAR bukan? Akan aku jadikan pijakan dalam menatap masa depanku yang masih terbentang luas. Ayok semangat lagi!!!!! Yuks semangat kerjain BAB 4 hari ini dan BESOK, ajajaja FIGHTING!"

Sepenggal (Kisah) Skripsiku

SKRIPSI....
Perjuanganku 8 bulan akankah membuahkan hasil?
Memulai penelitian paling awal...
Dan selesai paling akhir...
Masuk LAB paling PAGI...
Pulang paling AKHIR...
Tahukah kamu, terkadang aku merasa lelah.. Lelah dan sangat lelah. Ingin sekali aku menjadi seperti yang lain, memulai skripsi dengan tenang, menjalani penelitian dengan mudah, tidak harus membutuhkan waktu yang SANGATLAH lama, dan tentunya tidak PERLU hujan TANGIS saat proses running ini. 
Mengapa ada HUJAN TANGIS di saat yang lain mengalami KEMARAU TANGIS?
Ya karena ada badai petir menggelegar yang menghadangku. Sang Petir ini membuat awan-awan perasaanku saling berkerumun, terakumulasi menjadi awan kesedihan.

Entah apa salahkuu, apakah seseorang dengan status hanya "mahasiswa" biasa ini selalu salah? Apakah perjuanganku ini begitu tidak berharga di mata Sang Petir? Apakah segala sikapku selama ini juga salah? Apa semua yang kulakukan selalu salah dan salah?
Mengapa? Mengapa? Mengapa?
Jujur sekali aku bingung. Bingung dan sangat bingung. Namun, dibalik kebingunganku ini lebih tepatnya adalah RASA SEDIH. Betapa menyedihkannya hidup seorang "mahasiswa" biasa ini. Dan Sang Petir yang lebih "berkuasa" haruskah terus membuat "mahasiswa" biasa ini merasa sedih dan terbebani? 
Tak pernahkah kau (Sang Petir) berpikir akan hal-hal ini?
Akan fakta bahwa memberi kemudahan pada orang lain maka akan ada kemudahan untuk diri sendiri di kemudian hari.
Akan fakta bahwa seharusnya ucapan dapat sejalan dengan perbuatan.
Akan fakta bahwa tidak baik menghalangi rejeki orang lain.
Akan fakta pengabdian sesungguhnya adalah merasa senang jika melihat seorang muridnya sukses.
Dan tentunya akan fakta bahwa EMOSI bukanlah solusi, namun pemahaman hakiki dan kepedulian akan seseorang yang akan memberikan penyelesaian.
Mengapa engkau tak bisa menerapkan itu semua? 
Mengapa harus ada janji manis ketika pada akhirnya hanya pahit rasanya.. 
Mengapa awal berbeda dengan akhir? 
Mengapa?
Sungguh aku tidak mengharapkan lebih, hanya secercah pengertianmu. Itu saja. Sulitkah meluangkan waktu untukku? Aku tidak butuh banyak, hanya sedikit dari waktumu. Apakah karena aku hanya seorang "mahasiswa" yang sangat biasa-biasa saja? Karena terlalu biasanya, aku pun tak mendapatkan kesempatan lain dalam memperoleh hal yang tentunya setiap orang impikan? Apakah seperti itu?

Teruntuk sesuatu yang kuimpikan, aku sudah mengikhlaskanmu, mungkin engkau bukan REJEKIKU saat ini. 

Tetapi, teruntuk sesuatu yang harus aku dapatkan, bagaimanapun caranya aku harus mendapatkanmuuuu..... Menggenggammu erat-erat.. Karena inilah buah 4 tahun perjuanganku...

Aku sudah tak peduli seberapa kerasnya Sang Petir menghalauku... Aku hanya berharap semoga Allah menyadarkanmu (Sang Petir), meluluhkan hatimu, dan mengetuk pintu hatimuu... Tak ada lagi yang bisa aku lakukan kecuali mengharapkan keadilan dari Allah SWT, bukankah hanya Dia yang mampu menolong umatNya ketika mengalami kesulitan?

Tenang saja, aku akan selalu berusaha ikhlas akan semua ini...

Aku yakin ini adalah ujian untukku...
Aku pasti BISA dan mampu melewati ujian ini..
Apapun akan aku lakukan selagi itu tetap di jalanMu..
Aku yakin bahwa aku dapat menaiki LEVEL KEHIDUPAN ini..
Aku yakin..

Dan tentunya aku akan menanamkan ini di dalam lubuk hatiku paling dalam..
"Jadilah seperti daun jatuh tak pernah membenci angin" 
Sekeras apapun ANGIN menerpaku, meskipun aku (DAUN) jatuh tersapu oleh angin, aku akan tetap BANGKIT menghadapi semua terpaan itu. Pasti. Aku pasti LULUS. Pasti.
Bukankah USAHA sebanding dengan HASIL?




Sunday, March 29, 2015

LETS DO THE BEST

I wanna to share little surprising things happen last night.. What did happen? Last night was the announcement of Indonesia Chemical Engineering Challenge (ICHEC 2015) held by ITB and followed by ASEAN Students. Here I went in for Essay Competition and Plant Design Competition. The announcement came out on 21.00 WIB at their website www.ichec-itb.com. The very first announcement was plant design grand finalist. Yeahh, I was really surprising of the result out, I guess that my team wouldn't be the grand finalist of the competition, why? That's because our common as the "deadliner" student in doing or sending the final report!!!
Who knows if there is effort there is result! That happens guys! At the night of the deadlines report, we relaxed in doing the report, but in the end we became so panic and panic because we almost forgot about the plant economic sheet and plant operation sheet! How terrible it is! Things really important we almost forgot! The situation at the night was tensely, my team consist of 3 members include me, then to solve the situation, we divided the shortage of the report in each members. Of course, we tried to give the best effort in solving it. As the result, we finally finished the report at 01.10 AM, yeay we late almost 2 hours and get penalty -10! Due to that, we almost felt hopeless, but yah who knows that we were given chance to give the best struggle in the Grand Final soon.
"TRY THE BEST AND GET THE BEST"
Then, at 10 PM the result of the Essay Competition came out, but maybe it was not my fortune to be the winner. That is not problems for me, the very important thing was my effort to give my best doing of the essay. There is not something useless right? You know guys, the fact was my sore same with the 3rd winner! How painful it is!


 I just can accept the results. Hmm it was enough make me happy because I think that my essay was just "abalabal" essay hahaha, I was appreciate myself that If I take in something seriously, I can do it and will get the best as same as with my effort done. Bismillah, maybe next time I will be more lucky for the result, and i just will be focus on my Plant Design Grand Final. Fighting! Yeah those were my experiences!

Lets DO the BEST!

Written by
Ria Kusuma Dewi

Saturday, November 24, 2012

Sleepy

When I feel like this .....


Every day is sleepy day ...


Coffee didn't work well ..



What should I do?

Friday, November 9, 2012

KEKASIHKU ADALAH POHON

Dear November, tepat pukul 6 pagi, di sudut kamar pinky ini, di tengah sayup-sayup angin dan tumpahan air langit, di saat inilah aku termenung. Bukan karena mendung, bukan karena apa-apa, tetapi karena satu hal yaitu langkah. Mengapa langkah kaki ini terasa begitu berat? Aku ingin menjadi sepertinya, mengikuti jejaknya, melangkah di satu sisi sepertinya, dan sepertinya. Ketika otak ini memerintah saraf-sarafku, entah mengapa mereka hanya terdiam, takk peduli seberapa besar, seberapa keras ia memerintah, tetapi mereka tetap terdiam. Aku tak tahu mengapa seperti itu. Bergerak dan beranjak hingga berlari mengejar awan memanglah tak mudah. Sangat tidak mudah. Kali ini aku tidak ingin mengatakan lawan kata dari mudah. Mengapa? Karena aku tidak ingin menjudge diri ini untuk melangkah dengan lawan kata tersebut. Mungkin hanya belum saatnya. Belum saatnya?! Bukan belum saatnya, tetapi karena kamu masih terjebak di zona itu! Cepatlah melangkah, cepatlah terbangun, cepatlah pergi, karena ini bukann tempatmu, cepatlah bergerak sebelum kau menyesal, Ria!!!

Ketika aku menonton acara "Mamah dan Aa", sedikit aku menemukan solusi itu. Ya keseriusan. Keseriusan. Keseriusan. Keseriusan dalam beribadah, keseriusan dalam belajar, ataupun keseriusan dalam menjalani segala sesuatu. Aku menyadari bahwa selama ini, niat itu ada, keinginan itu ada, tetapi satu hal yang masih kurang adalah KESERIUSAN. Serius, serius, dan serius. Hmm, lalu, setelah hari itu tiba, apa yang harus aku lakukan? Kemanakah langkah kaki ini harus kujalankan? Bagaimanakah aku mendapatkannya dan menggenggamnya dengan erat hingga tak akan terlepas lagi? Lagi-lagi diri ini bimbang, aku tak ingin salah jalan lagi, apa yg harus kulakukan di saat mereka berkata ini bukan tempatku? Dimanakah tempat ku harus berlabuh? Hanya Engkau yang tahu, wahai Tuhanku. Bantu aku, beri aku kekuatan dan kesempatan untuk mendapatkannya, mendapatkan kekasihku. Aku dan Kekasihku.

Mengapa?
Karena pada saatnya nanti, ketika aku dan kekasihku bersama, aku dapat melihat senyum gembira dari orang-orang yang menyayangiku dan mengharapkanku. Karena kekasihku adalah buah dari hasil perjuanganku, pengorbananku, dan kesetiaanku untuk terus menggenggamnya. Karena kekasihku itu, aku berada disini. Karena kekasihku adalah semangatku. Semangat untuk menjadi yang lebih baik. Kekasihku tetaplah di sampingku, menjagaku dan membangkitkanku ketika ku terjatuh. Tetaplah disini menghiasi sebagian jagad khayalku. Aku percaya, semangat ini akan padam ketika kau pergi meninggalkanku. 

Jika kekasihku adalah pohon, maka aku adalah buah. Pohon, tetaplah jaga buahmu sampai ia matang dan pada akhirnya dapat bermanfaat bagi manusia. Pohon, jagalah ia dari terpaan angin yang dapat membuat ia terjatuh. Pegang dia, genggam dia, lindungi dia dari binatang-binatang hama yang hendak memangsanya. Apapun yang terjadi tetaplah jaga dia, sang Buahmu.

to be continued

Tuesday, October 2, 2012

LELAH DAN LETIH

Bagai burung dalam sarang laba-laba. Ingin rasanya keluar dari perangkapnya, mengakhiri permainan ini, mengakhiri lelucon ini. Mengapa? Semua itu hanya akan sia-sia, melelahkan layaknnya menunggu sesuatu dengan probabilitis NOL. Benar-benar MELELAHKAN! Entah mengapa rasa lelah ini masih belum bisa terbayarkan jika ku masih dalam sarangnya. Hingga kapan ku harus menunggu Sang Waktu berkata "Hai kamu, lepaskan merpati kecil ini dari sarangmu!". Terkadang timbul rasa penyesalan yang begitu mendalam, mengapa, mengapa, dan mengapa ku harus melangkah ke arah ini, padahal hatiku menginginkan arah itu, dan mengapa hentakan kaki ini justru mengarah pada ini, sesungguhnya hatiku telah berkata TIDAK!. Mungkin inilah TAKDIR Tuhan bahwa ku harus merasakan sensasi ini. Jika memang ini adalah takdirmu, mengapa tak kau buat hatiku nyaman senyaman semilir angin Danau Maninjau? Mengapa Kau buat aku merasa begitu gelisah dan ingin melepaskannya begitu saja? Kini kumengerti apa maksudMu, aku tidak akan mengerti tentang kehidupan ini jika Kau tak membawaku ke sarang ini, aku tidak akan pernah belajar arti memahami lingkungan sekitar, aku tak kan pernah bisa mengerti karakter alam sesungguhnya, ya karna Engkau memang telah menuliskannya dalam buku suratan Takdirku. Hanya satu permintaanku, SABARkanlah aku, pikiranku, juga hatiku ini hingga Sang Waktu berkata "Kau BEBAS sekarang!". Buatlah hambamu merasa nyaman, berilah manfaat dari semua ini, suatu hal yang kurasa meletihkan, tapi aku tahu Engkau tak kan pernah menyukai hambaMu yang selalu MENGELUH. Mulai detik ini aku tidak akan berkata bahwa "AKU LELAH! AKU LETIH!" lagi dan lagi. Cukup kali ini saja. Maka SABARkan hambaMu ini Ya Allah, beri aku jalan petunjukMu, jalan yang Engkau ridhai. Bila ini yang terbaik untukku maka dekatkanlah, bila tidak maka jauhkanlah, dan berikanlah yang terbaik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengerti apa yang hambaMu butuhkan dibandingkan apa yang hambaMu inginkan. Karena Engkau Maha Segalanya. Maha Suci BagiMu Tuhan Semesta Alam.

Tuesday, July 31, 2012

Pengorbanan atau Perjuangan?

Di saat kamu ingin melepaskan seseorang, ingatlah di saat kamu berusaha mendapatkannya. Di saat kamu ingin menduakannya, bayangkan jika dia selalu setia. Di saat kamu ingin membohonginya, ingatlah di saat dia jujur padamu. Di saat kamu merasa dia tak berarti bagimu, ingatlah ketulusannya dan pengorbanannya. Jangan sampai di saat dia tak di sisimu, kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu.


*galau UAS Kimia Analitik, 31 Juli 2012*



Friday, July 27, 2012

Bersyukurlah

       Pahit getirnya kehidupan, warna-warni kehidupan mahasiswa yang terhalang oleh sebuah ketidakadilan. Di saat kau merasa dunia ini tak adil, maka percayalah, yakinlah, jika manusia tak dapat berbuat adil, selalulah ingat bahwa Allah adalah seadil-adilnya hakim. "Setiap kesulitan pasti ada kemudahan" layaknya siang dan malam. Setelah kegelapan terlewati, maka datanglah cahaya terang menghiasi duniamu. Begitu juga dengan nilai, kecewa itu wajar. Namun yang perlu digarisbawahi adalah seberapa besar perfomance kita untuk meraihnya. Kasus lain, ketika performance tersebut telah mencapai puncak, tetapi tersandung oleh batu ketidakadilan, apa yang dapat kita lakukan? Mungkin hanya duduk menunduk sembari diam dan termenung. Kontradiksi batin mulai berkecamuk. Rasanya sungguh tidak adil. Mau bagaimana lagi bila semua sudah berlalu? Anggap saja angin lalu tengah berlalu lalang. Tak perlu resah. Air mata? Untuk apa kau teteskan? Percuma dan memang tak pantas! Tak tahukah kau masih banyak hal lain yang dapat mencairkan air matamu? Maka bekukanlah, ya karna memang tak pantas kau cairkan saat ini! Tak cukup mengertikah kau bagaimana para tunawisma di luar sana? Mereka yang merindukan kebahagiaan, pastinya merasa bahwa dunia ini terlalu kejam baginya. Apa yang kau lihat? Justru mereka terlihat begitu ceria. Seharusnya untuk hal itulah kau pantas mencairkan air matamu. Hanya ada satu kata "BERSYUKUR". Syukurilah segala nikmat yang telah Ia karuniakan, bukan segala pahit yang kau rasakan. Ya karena kepahitan itu bak permata, ia akan terlihat berkilau oleh hati yang selalu bersyukur. Maka nikmat Tuhanmu manakah yang engkau dustakan?

Saturday, December 24, 2011

19 12 2011

Secercah harapan 
Terpancar dari wajah-wajah malang 
Meski berseri 
Sesungguhnya ia rapuh 
Rapuh oleh bayang-bayang kelam 
Selalu menghantui 
Merefleksikan rasa ini 

Namun 
Sebuah keyakinan kuat
Bukan sekedar harapan 
Inilah realita, 
Walau mustahil 
Walau ia mungkin berdusta

Tapi kami yakin 
Secercah harapan itu masih tersisa
Ahh bahkan realitas
Bukan lagi harapan
Bukan lagi sekedar mimpi
Karna Tuhan tak kan berdusta
Pintu hatinya pasti kan terketuk
Terketuk olehNya
Semoga ..

Puisi tersebut mungkin adalah refleksi sebagian kecil hati kami, MPKT-12. Seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya pada 12 12 2011, sebuah harapan untuk mendapat nilai yang memuaskan masih terpancar dalam celah-celah penglihatan kami, ahh bahkan menusuk tajam jantung kami. Bagaimana tidak, di saat kelas-kelas lain dengan jaminan A di tangan, kami harus berjuang begitu keras menghanyutkan hati beliau untuk berbaik hati memberi kami yang terbaik. Namun jauh di lubuk hati kami, kami sangatlah berterima kasih pada beliau, asam garamnya mampu meluluhkan pemikiran kami untuk dapat berpikir secara lebih matang, mendalam, kritis dan tentunya universal. Ya seperti halnya FILSAFAT pada buku ajar 1, kritis, mendalam dan mendasar. Berkat beliau, kami menjadi mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan bangsa ini, tentunya BANGSA INDONESIA, bagaimana bangsa ini terbentuk, bagaimana mengatasi sebuah permasalahan yang menyangkut harga diri bangsa, sikap sebagai seorang mahasiswa, dan masih banyak lagi yang tak mungkin aku jabarkan satu per satu. Beliau tak ubahnya seperti kakek kami, seorang kakek yang membimbing cucunya untuk dapat berdiri tegak, mengerti akan lingkungan sekitar, ya begitulah beliau. Dengan caranya yang khas terkadang mengukir tawa dalam bibir kecil ini, binar mata kami yang kusam seketika tercerahkan olehnya. Langsung saja ya, mengapa 19 12 2011 ?

19122011, hari terakhir pembelajaran MPKT selama masa perkuliahan ini. Mengapa aku mengabadikan momen di 19122011 dalam sebuah kemasan cerita ? Ya karena di hari itu menyisakan kenangan yang tentunya dengan piawai mengemas sebuah cerita, kisah di 19122011. Sejujurnya, aku merasa sangat sedih, mungkin aku tak kan rela harus berpisah dengan MPKT-12, karena hati kami terlanjur menyatu, meski jauh namun slalu berdekatan *lebay tingkat tinggi. Kapan lagi akan merasakan momen-momen indah dengan tawa lepas seakan terhempaslah semua butir-butir tugas yang membulir dalam otak ini ? Kapan lagi dapat tertidur di saat Sang Dosen dengan antusiasnya bercerita mengenai bangsa Indonesia ? Kapan lagi dengan tenangnya tidak mengerjakan power point asal-asul Indonesia di saat kelompok lain sudah dengan siapnya maju dengan pernak-pernik power pointnya yang begitu membius ? Kapan lagi ? Kapan lagi ? Kapan lagi ? Ahh sebuah pertanyaan yang mustahil terwujud dalam realita.

Ketika Sang Mentari memalingkan wajahnya, butir butir hujan membasahi atap K 105, sejuknya suasana kala itu menorehkan sebuah CERITA dalam balutan KENANGAN bersama mereka. Pada awalnya kami memang berencana untuk memberikan setitik kenang-kenangan sebagai tanda terima kasih kami kepada dosen MPKT kami tercinta. Mungkin memang tak seberapa bahkan tak sebanding dengan ilmu yang beliau ajarkan pada kami, tapi ini semua tulus dari hati kami yang terdalam. ( Ciehhhhhhh .... haha ) Dengan iuran ala kadarnya, kami berhasil mewujudkannya dalam sebuah sesuatu yang cukup berharga dan dapat dirasakan bersama esensinya, ya mereka adalah sebuah cake blackforest, 30 roti pisang, 5 aneka ragam roti, dan tak lupa sebuah kado dengan pita hijau yang terpasang yang berisi buku "Sejarah 400 Tahun Jakarta" dan sebingkai foto. Benar kan tak seberapa ? :p

19122011, tepatnya pukul 11 siang, aku bersama seorang temanku meninggalkan FT menuju salah satu mall di Depok, sebut saja Dettos. Kami berdua pun langsung menuju TM bookstore untuk mencari buku apa yang pantas diberikan pada dosen kami. Kurang lebih 4 bulan lamanya kami bersanding bersama beliau, kami dapat menerka buku jenis apa yang beliau suka, tentunya segala hal berbau sosial, sejarah, filsafat, dan politik. Buku "Sejarah 400 Tahun Jakarta" kami pilih dengan pertimbangan buku tersebut merupakan salah satu buku yang dicekal ketika zaman ORDE BARU dan kembali diluncurkan JULI 2011 lalu. Kami sangat berharap semoga beliau menyukai buku tersebut, buku yang menceritakan betapa Jakarta yang notabene ibukota negara Indonesia menjadi objek bagi kalangan pejabat-pejabat publik sebagai media pengerukan harta karun. Menarik sekali bukan ? Tapi sayangnya aku pun tak sempat membacanya, hanya sekilas menilik bagian belakang buku. Tak lupa buku dan bingkai foto yang telah kami sediakan dibalut oleh kertas kado yang begitu menawan mempesona hati, terlebih pita hijau yang terpasang sungguh menggiurkan bagi siapapun yang melihatnya. Perjalanan kami lanjutkan untuk membeli cake. Ahh tak terasa ternyata waktu telah menunjukkan pukul 13.00, pasti perkuliahan sudah dimulai, sedangkan kami? Masih berdiam diri di tengah keramaian pusat perbelanjaan. Ya sudahlah ..


Bapak Soemiarno sampai terharu



Alhamdulilah Kakek menyukai blackforestnya

Ketika sebuah bingkisan berpita hijau manis diluncurkan oleh Yusaq 

Tampang sinis Tsani dan tampang flat Pak Ketua Kelas
Setelah aku dan kedua temanku menapaki bumi FT, kami berdua segera bergegas menuju sisi belakang kelas, sambil sesekali menilik aktivitas kelas melalui jendela bersarang laba-laba dengan tinggi beberapa inchi di atas kepalaku. Sebenarnya di balik cake tersebut kami juga menyelipkan makna tersirat, ya lilin dengan angka 1, *karna Bapak nomor SATU di hati kami .. Asik aahhhh :). Namun Tuhan berkata lain, setelah bermarathon di sepanjang belahan bumi loby K, kami tak menemukan seorang pun yang mengantongi korek api. Sayang sekali ! Tanpa pikir panjang dan dengan tampang pucat pasi, kami memutuskan untuk tidak menyelipkan lilin tersebut. Waktu pun menunjukkan pukul 2 siang, setelah mengkode teman-teman, kami berdua memasuki ruangan sembari membawakan sebuah cake blackforest bertuliskan "Terima Kasih Pak Soemiarno, tertanda MPKT 12, 2011" beriringan dengan melodi merdu kami ber-28 menyuarakan lagu "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Sepertinya beliau cukup terkesan dengan surprise yang kami berikan hingga berkaca-kacalah binar matanya. Oh so sweet ......

Terima Kasih Pak Soemiarno

           
Gagal memotong kue, pada akhirnya beliau mengambil sendiri dengan tissue. Malunya !
   
Kemudian, salah seorang teman asli Makassar mencoba tuk bermain kata-kata menyampaikan maksud dan tujuan kami. Did you know guys? Satu hal yang membuat kami terkejut adalah ketika beliau mengatakan bahwa ulang tahun beliau yang ke 74 diarayakan oleh mahasiswa Fakultas Teknik lebih tepatnya kelas MPKT 12. Demi apa ?! Timing yang benar-benar pas, bahkan kami pun sama sekali tak mengetahui dan tak pernah menyangka jikalau surprise ini bertepatan dengan hari ulang tahun beliau. It's such of miracle. Dengan sergap, kami semua melantunkan nada-nada indah

Happy B'day Pak Soemiarno
Happy B'day Pak Soemiarno
Happy B'day Happy B'day
Happy B'day Pak Soemiarno

Begitu menyenangkannya 19122011, oh iya guys, satu hal yang tak kan pernah terlupakan dan jangan dilupakan, beliau memberi kami dua pesan berharga, modal kita sebagai newby, si mahasiswa baru. PERTAMA, janganlah bekerja sendiri, biasakan untuk selalu membangun kerjasama yang ideal antar sesama teman, meski kita adalah seorang manusia monodualis ( makhluk sosial sekaligus makhluk individualis) kita tak dapat memungkiri diri sendiri bahwa setiap saat kita selalu membutuhkan pertolongan orang lain. KEDUA, Jagalah kesehatan sebaik mungkin, karena masa-masa muda adalah masa menanam penyakit dan masa tua adalah masa memanen penyakit, untuk itu kesehatan merupakan suatu yang sakral untuk selalu dijaga demi menunjang pengejaran kita terhadap makhluk bernama MIMPI. Ya MIMPI. Dengan bermimpi dan meletakkannya 5 cm di depan mata, maka akan semakin kuat keyakinan dan kemantapan hati kita tuk meraihnya.

Foto kami pun terpanjang di tangan mulus Pak Soemi


Lalu bagaimana dengan MIMPI MPKT 12? Ya kami hanya ingin mimpi kami semua dengan MPKT sebagai tongkat estafet tidak hanya sebatas mimpi, mimpi, dan mimpi belaka. Tuhan tak kan pernah berdusta tuk memberi petunjuk pada umatNya yang meminta pertolongan. Percayalah pada Kuasa Illahi.

Sampai jumpa kembali kelasku tercinta, MPKT 12, bagiku mata kuliah MPKT akan menjadi mata kuliah yang paling menyenangkan sepanjang perjalanan panjang perkuliahan, karena ia mengajarkanku berbagai macam warna-warni kehidupan yang tak kan pernah kita temukan di mata kuliah lainnya. Always miss you ..

*Akhirnya gue bisa foto berdua sama Pak Soemi, haha

Berdua itu lebih baik, haha


Sekian tulisanku mengenai huru-hara MPKT, semoga kita semua mendapatkan yang terbaik ya guys, USAHA BERBANDING LURUS DENGAN HASIL. Bismillahirrahmanirrahim, insyaAllah akan muncul Mentari di balik awan pekat yang menggetarkan  petir 17000000000000 volt ke arah pusat gravitasi bumi.

Tuesday, December 13, 2011

KENANGAN

Tentangmu selalu menjadi bunga tatkala aku di tengah bising ataupun ketika istirah dalam sepi. KENANGAN, selalu begitu piawai mengemas sebuah cerita, membungkusnya dalam derita dan tawa. Cerita kita tak pernah usai, lembaran baru akan terisi seperti musim yang tak lelah bergulir. Namun, hujan menyuruhku tuk membuat keputusan ini, saatnya bertahan ataukah menyerah di tengah jalan ? #Pecinta sejati tak kan bersedih pada setiap perpisahan karena ia lah yang mengajarkan kekal pertemuan.

12 12 2011


           Desember 2011. Suatu hari yang cukup mengesankan. Kala itu diawali dengan sebuah kabar gembira yang datang dari dosen kalkulusku. Ya beliau tidak dapat mengajar dikarenakan sakit. Bukan karena aku senang melihat dosenku sakit justru jauh di lubuk hati yang terdalam (*cielahhhh ) aku merasa cukup bersedih. Bagaimana tidak ? Sejak awal, kelasku selalu tertinggal materi dari kelas lain. Mereka ngomong apa, kami ngomong apa, seakan tak ada koneksi diantara kami karena tak mengetahui apapun tentang si Choco Bread itu ( nama lain : Kalkulus ). “Ria, kabarkan pada teman-teman Kalkulus lainnya kalo saya tidak dapat mengajar karena sakit. Kuis akan diganti lain waktu ya” . Begitulah kurang lebih pesan singkat yang berasal dari Ibu dosen mewarnai kotak masukku. Bagai kemarau 7 tahun terguyur oleh hujan sehari, betapa pikiranku melayang-layang bersama oksigen-oksigen nan reaktif, ya seperti itulah hatiku saat ini. Senang, bahagia, semua bercampur menjadi satu. Yey, tak jadi kuiz !!! Dengan hati girang, ku beranjak dari kasur cantikku dan segera mengambil secarik kertas berisi daftar nomor handphone. Segera ku kirimkan sms hampir ke semua anak kelas yang terdiri dari beraneka ragam departemen dan jurusan. Waktu menunjukkan pukul 07.30, ahhh masihh ada kesempatan tidur ! Jam 8 aku mengadakan janji dengan teman-teman MPKT tuk membicarakan proyek akhir kami. Karena begitu melekatnya diriku pada bed cover berwarna pink tersebut, hampir membuatku lupa bahwa terdapat jadwal kerja kelompok. Hingga salah seorang temanku turut memenuhi kotak masukku bahwa ia tengah menunggu bikun menuju kampus. I’m shock ! Tanpa pikir panjang, ku segera melangkahkan kaki untuk bersiap-siap menuju kampus. First hope : Semoga hari ini Allah memberiku kemudahan dalam setiap langkahku.

             Pukul 09.00 aku telah sampai menuju kampus. Hmm masih banyak yang perlu dipersiapkan untuk proyek akhir. Kali ini setidaknya kami harus menampilkan perfoma kami semaksimal mungkin, betapa tidak, banyak desas desus dan isu-isu sensitif mengenai dosen MPKT yang cukup strick dalam pemberian nilai. Kami sangat menyadari bahwa ilmu sosial teramat luas bahkan tak dapat diukur oleh apapun sekalipun oleh alat paling canggih buatan NASA. Ilmu sosial sangat berbeda dengan ilmu eksakta. Ya kami sangat sangat menyadarinya. Tapi, salahkah kami apabila kami berharap lebih untuk mendapat nilai yang memuaskan ? Bukankah sesama manusia, kebijakan sepihak bukanlah parameter yang akurat ? Semoga harapan ini tidak hanya sekedar khayalan semu belaka. Meski nilai bukanlah segalanya, bukanlah parameter yang mengukur seberapa pintar seseorang, sejauh mana ia memahami suatu materi tertentu, namun bagaimana ia menerapkannya dalam realita alam. Kembali dalam ceritaku, skip sajalah persoalan itu, biarlah Allah yang menjawabnya, sesungguhnya manusia hanyalah berusaha dan berencana. Benar kan ?

            Jujur saja, siang itu, tepatnya pagi menjelang siang, aku merasa gundah gulana (*lebay dah). Mungkin aku yang terlalu lebay atau mungkin terlalu negatif thingking yang selalu memikirkan segala kemungkinan terburuk. Takut, gelisah, semuanya saling beradu, bahkan aku tak sanggup menenangkan diriku sendiri. Entah apa yang akan terjadi nanti, kuserahkan semua padaNya ... Bayangkan saja, kelompok kami menyajikan kolaborasi drama, presentasi, puisi musikalisasi dan  lagu-lagu kebangsaan, namun kami belum mempersiapkannya dengan matang. Kemarin di hari libur nasional, Minggu 11 11 2011 ( tanggal yang indah, wkwk ), kami berencana untuk berkumpul pukul 09.00 di loby K Teknik UI, yaa seperti biasa, seakan budaya yang telah mengakar pada diri orang Indonesia yaitu jam karet. Pukul 11.00 kami baru memulai diskusi yaitu membahas bagaimana alurnya dan finishing naskah. Pukul 13.00, karena panggilan alam, kami pun mempending latihan dan bersama-sama menapakkan kaki menuju warung Nasi Kutek. Dengan makanan ala kadarnya kami pun melahapnya dengan nikmat, bahkan kedua orang temanku sempat-sempatnya menambah nasi. Subhanallah nikmatnya makan di kala lapar dan tentunya kebersamaan di antara kami sebagai bumbu penyedapnya. Kami pun memulai latihan pada pukul 14.30 dan berakhir pada pukul 15.40. Suatu waktu yang sangat singkat untuk sebuah kontes drama. Rupanya awan yang saling bersatu meneteskan bulir-bulir air hingga membuat kami terjebak dalam suatu kisah, ahhhh bagaimana kami pulang ? yasudahlahh ..

              Dalam suatu kisah tersebut, pada akhirnya kami memutuskan untuk merapat menuju  Kantik Teknik, kami merasa bingung, tak ada yang dapat kami lakukan di tengah derasan hujan. Latihan ? Yang jelas kami sudah merasa lelah, maybe lebih tepatnya sleepy! Huh! Lapar lagi lapar lagi, tapi tak ada yang menjajakan makanan. Hmm, awak confuse ni *Tsani’s style. Tiba-tiba muncul sebuah ide cermelang yang terlontar dari neng Sunda, “Bagaimana dengan capsa?”. Capsa adalah permainan kartu bridge, peraturannya hampir sama dengan poker. Dengan tangkas kami semua mengangguk tanda setuju. Ahh kerinduanku bermain bridge bersama kawan-kawan SMA pun terobati. Kelompok Satu memang kelompok Capsa !! Go Kelompok 1 ! Go Capsa ! Bagai dimabuk capsa, ternyata waktu telah menunjukkan pukul 17.45. Astaghfirullah sudah menjelang Maghrib, karena hujan telah mereda, kami pun mengakhiri permainan tersebut. Menyenangkan sekali ! Itulah kilas balik perjuangan kami yang diakhiri dengan Capsa.

                Kembali ke awal cerita, perasaanku yang gelisah bertambah ketika rencana gladi bersih gagal total. Tapi hatiku mulai tenang ketika mendapat giliran tampil pertama. *Aneh kan ya?. Bismillahirrahmanirrahim. Kelompok 1 pasti bisa! Dan ternyata benar, Allah menunjukkan kebesaranNya kala itu, semua berjalan dengan lancar, aku pun dapat mempresentasikan budaya Jawa dengan bahasa krama yang tepat serta cukup maksimal dalam pembacaan puisi maupun narator. Hingga suaraku pun hampir saja menghilang, namun berhasil kugenggam kembali. Meski terdapat kesalahan teknis pada LCD, tidak menyurutkan kami untuk tetap berperfoma dan karena batasan waktu yang begitu singkat memaksa kami untuk mengcut beberapa alur. Sayang sekali. Tetapi meski telah kami cut, tetap saja kami melebihi batas waktu, kelompok 1 kelompok 1. Like it! Kami sangatlah bersyukur mendapat giliran pertama, mengapa? Ya karena kami dapat memberikan surprise pada Pak Dosen dan teman-teman akan apa yang kami tampilkan. Manusia memang tiada yang sempurna, kesempurnaan hanyalah milikNya, begitu juga dengan pengerjaan proyek akhir ini. Ya walaupun begitu, kami cukup senang dengan apresiasi dari Pak Dosen yang menilai kekompakan dan kerjasama kami. Akhirnya, kami tutup kelompok 1 dengan menyebut hamdalah, Alhamdulilah. Dan tak lupa, kelompok 1 ? Capsa ! Ahh ternyata benar, seusai kelas kami bermain Capsa bersama di dalam kelas hingga jam pergantian kelas dimulai. Ya begitulah cerita di hari SENIN, 12 12 2011. Hmm, SENIN yang penuh dengan rasa nano nano, pastinya kami akan selalu merindukan masa-masa ini, kelas MPKT, kelompok 1, makalah, presentasi hingga kontes drama. Kelas yang menarik, teman yang menyenangkan, mata kuliah yang santai tapi pasti, dan tentunya dosen yang baik hati.*berharap. Amin.

Tsani, Ruli, Muti, Pak Soemiyarno, Ria(me), Raihan, Dhia, dan Frinda

Kelompok 1 CAPSA !!!

Kelompok 1 tampil nomor SATU

I Love MPKT. I LOVE 12. M.P.K.T 12. Seuntai mawar tuk Pak Slamet Soemiyarno tercinta.

Kelompok SATU bergaya. Alhamdulilah ya akhi ukthi :D

MPKT sangat berarti, istimewa di hati, selamanya rasa ini. Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah MPKT. Ya MPKT 12, sebuah kelas yang kondusif, setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Meski kita tak lagi menghabiskan waktu bersama dua kali seminggu, tapi kita tetap SATU. SATU TEKNIK, Universitas Indonesia. Perbedaan bukanlah lagi jurang pemisah, keberagaman bukanlah jarak dari kecepatan dan waktu, tetapi ialah KESATUAN, kesatuan sebagai warga Teknik, satu nusa satu bangsa. Indonesia Jaya !

Tuesday, October 11, 2011

CHOCO BREAD

 

It's like a fire. It looks red with bright flame, contains of eight alphabets called "CALCULUS". Most of student university hate it, but some really love it. I can't guess why some of them really love it. Where is me ? Love or hate ? Ohhh, i wanna graduate quickly, get a job, and get free from the subjects. Remembering my past, my mathematic teacher said "if you can't love math, judge it like choco bread that you eat everyday. So you'll love it step by step. Imagine it like what you love, more and more, then you'll found main point how to love it". Thank you Mom, your advice opens my eyes to see how essential a subject. Every subject is designed to expand student's science. They have some benefit. No science that's useless, it depend on ourselves how to elucidate them. Let's imagine that calculus is like choco bread.



Calculus as delicious as choco bread

"Mahasiswa Galau" who'll get second quiz



My Conviction

I'm gonna try what I feel in English, although my English is very bad.

In the beginning of my lecture, I have some of target which I want reach. I write them in a paper which the title is "100 Mimpi-Ku". I hope  one by one of my dreams can be realized even not all of my dreams are created there. Some of them are just saved in my memory. Actually, I'm afraid, why ? I'm afraid because of my dreams. I'm afraid what I want, can't be realized. Yeah I'm so afraid. The most motivation why I hold out until now, is my parents. Mom and Dad, they're everything for me. Because of them, I have been here as university student of the best university in Indonesia. I'm on fire in studying because of them. And all of my doing are just for them. I totally love them, that's why I really want to make them happy with my skills. But, sometimes I get pesimist, can I do it ? Can I make them happy ? What have I given for them ? I'm just reporting them, make them stress with all my doing. The questions always shade my mind. Can I do it ?

I have some problem in the beginning of my lecture. I feel that I'm not like before. I lose myself. What does happen with me ? I got bad mark in the first quiz of calculus and english that I never get the mark before. That's really bad dream, oh no, bad real that I have ever gotten. My time management is very bad ! Everytime I want to study, I always feel sleepy, then I'm gonna sleep. Sleepiness is my biggest obstruction. In fact, a cup of coffee can't defeat my sleepiness. Oh my God, help me please to get out from the problem. Give me ease to pass everything in front of me. I trust you hear my prayer, help me God. Because of you, I have been here, give one opportunity to improve myself to be your better servant. I believe you, that's my conviction. Everything will be better through its due time.

Friday, August 5, 2011

The First Day


Sabtu, 30 Juli 2011 - Bersama keluarga dan salah seorang teman, kami mulai menapaki perjalanan menuju icon perguruan tinggi di Indonesia, Universitas Indonesia. Dengan kendaraan seadanya berbekal tekad dan niat yang kuat untuk berkuliah, kami menikmati perjalanan tersebut dengan senang hati. Teramat banyak barang-barang yang ku bawa sebagai perlengkapan anak kos mulai dari pakaian, peralatan mandi, magicom dan masih banyak lagi. Kulalui detik demi detik kesunyian malam dan derapan mesin mobil dengan merenung diri. Tertanggal tiga puluh Juli, ya itu artinya lusa adalah awal Ramadhan. Aku tak bisa membayangkan apa jadinya aku menjalankan awal Ramadhan tanpa keluarga.

Tuntutan yang mengharuskanku berpisah dari keluarga untuk sementara waktu. Bagaimana tidak ? Mustahil benar, bila ku harus laju Tegal-Depok dan Depok-Tegal dalam keseharian. Pastinya teramat lelah karena memakan waktu yang panjang. Inilah saatnya ku belajar mandiri, mencoba memahami lingkungan baru tanpa dampingan orang tua, belajar beradaptasi, membawa diri ke dalam suasana positif, mengatur diri sendiri, dan menjadikan diri sendiri lebih baik dari sebelumnya. Awalnya terasa amat sulit, namun seiring berjalannya waktu semua akan terasa lebih ringan. Semoga saja.

Sejak kecil atau bahkan sejak ku berada dalam kandungan, kedua orang tuaku begitu menyayangiku dan mencintaiku apa adanya meski sampai saat ini, aku masih belum bisa menjadi seperti apa yang mereka inginkan, yang dapat kulakukan hanyalah berusaha menjadi seperti pengharapan mereka. Ya, meskipun sulit dan tak sempurna tentunya. Aku hanyalah gadis kecil yang memang sangat dekat dengan Ibu. Bahkan ku menggantungkan segala sesuatu kepada Ibu, apapun itu. Beliaulah yang menjadi semangat hidupku, meski bibirku sangat sulit melontarkannya tetapi inilah yang tersirat. Biasanya, siang hari seperti ini, aku dan ibu duduk berdua, mendiskusikan sesuatu, saling bercerita dan bercanda tawa sambil menunggu adik pulang sekolah. Malam harinya, biasanya kami sekeluarga berkumpul, berbagai motivasi, saran, dan nasihat terucap dari ayah dan ibu. Tetapi sekarang, sangat berbeda ! Aku berada dalam ruangan 3x4 meter seorang diri, sepi, dan sunyi. Jujur aku sangat merindukan masa-masa itu, masa dimana kami berkumpul bersama, tapi apa daya, lagi-lagi tuntutanlah yang merubah semuanya.

Adikku, benar aku merasa kehilangan dia, kini dalam ruangan sempit ini, tak ada lagi orang yang bisa kugoda, tak ada lagi yang dapat kuajak bertengkar, dan tak ada lagi yang kuajak bermain. Meski terkadang dia sangat menyebalkan dan membuatku menangis dengan segala tingkah dan ulahnya, namun aku sangat menyayanginya. Dialah saudaraku satu-satunya yang tak akan pernah terganti sampai kapanpun. Bagaimanapun dia, dia tetap saudaraku yang akan melindungiku dan membantuku kelak, karena sebaik-baik orang lain tetap saudaralah yang terbaik. Aku tak pernah menyangka, rupanya adikku begitu berat meninggalkanku sendiri disini, bahkan ia sampai menangis terisak-isak dan memanggil namaku. Hatiku tersentuh, sebenarnya aku pun ingin menangis, namun aku berusaha untuk tetap kuat dan tegar serta hanya tertawa haru melihat adikku sambil sedikit menggodanya. Mau bagaimana lagi, kami harus terpisahkan oleh jarak, setidaknya masih ada jarkom untuk kami tetap berkomunikasi satu sama lain.

Awal Agustus – Hari pertama aku seorang diri di kos, tidak banyak hal yang kulakukan disini. Mungkin bersih-bersih kamar adalah kegiatan favoritku. Aku masih ingat benar semua kata-kata ibuku, utamakan kebersihan karena ia adalah cermin bagi diri kita sendiri. Aku hanya mencoba mempraktekkannya karena acap kali di rumah, terkadang aku masih menggantungkannya pada ibuku. Rupanya begitu menyenangkan melihat keadaan di sekeliling kita tertata rapi yang tentunya hasil dari jerih payah sendiri tanpa bantuan ibu ataupun orang lain. 

Mengais makanan berbuka, suatu hal pertama yang kutemui, biasanya ta’jil sudah siap di meja makan, kini ku harus melangkah pergi mencari lauk dan menanak nasi sendiri demi mencukupi kebutuhan jasmani. Begitu juga dengan minuman pembuka ala kadarnya. Sebagai anak kos, sebisa mungkin memanage uang saku dari orang tua dengan baik dan tidak boros. Entah bagaimana caranya, agar uang saku yang diberikan dapat tersisa dan tersimpan sebagai uang tabungan sekaligus uang cadangan bila ada kebutuhan mendesak. Istilahnya ‘belajar untuk tidak konsumtif’.

Kembali lagi, rasanya sangat amat teramat begitu hampa tanpa kehadiran orang tua di sisi kita, mendengar suara mereka melalui telepon tidak membuatku puas, inginku adalah face to face, lagi-lagi itu mustahil. Ya, seandainya pintu kemana saja Doraemon bukan sekedar fiktif belaka, hmm pasti menyenangkan.

Dengan perubahan ini, ku mulai menyadari betapa masih panjangnya perjalanan hidupku ke depan. Aku bukanlah anak kecil lagi yang selalu menggantungkan hidupnya pada orang tua, tetapi seseorang dewasa yang juga harus berfikir dewasa dimana mampu menemukan sebuah kunci mengatasi berbagai persoalan hidup yang semakin kompleks. Tentunya secara logis dan realistis. Sebuah siklus kehidupan, potrait kehidupan dan manis pahitnya kehidupan. Mencoba memaknai berbagai asam garam menjadi untaian kepingan dalam sebuah permainan hidup. Siapa yang kuat dan mampu bertahan, dialah PEMENANGNYA. Mari berusaha memenangkan hidup ini !