Saturday, December 24, 2011

19 12 2011

Secercah harapan 
Terpancar dari wajah-wajah malang 
Meski berseri 
Sesungguhnya ia rapuh 
Rapuh oleh bayang-bayang kelam 
Selalu menghantui 
Merefleksikan rasa ini 

Namun 
Sebuah keyakinan kuat
Bukan sekedar harapan 
Inilah realita, 
Walau mustahil 
Walau ia mungkin berdusta

Tapi kami yakin 
Secercah harapan itu masih tersisa
Ahh bahkan realitas
Bukan lagi harapan
Bukan lagi sekedar mimpi
Karna Tuhan tak kan berdusta
Pintu hatinya pasti kan terketuk
Terketuk olehNya
Semoga ..

Puisi tersebut mungkin adalah refleksi sebagian kecil hati kami, MPKT-12. Seperti yang telah aku ceritakan sebelumnya pada 12 12 2011, sebuah harapan untuk mendapat nilai yang memuaskan masih terpancar dalam celah-celah penglihatan kami, ahh bahkan menusuk tajam jantung kami. Bagaimana tidak, di saat kelas-kelas lain dengan jaminan A di tangan, kami harus berjuang begitu keras menghanyutkan hati beliau untuk berbaik hati memberi kami yang terbaik. Namun jauh di lubuk hati kami, kami sangatlah berterima kasih pada beliau, asam garamnya mampu meluluhkan pemikiran kami untuk dapat berpikir secara lebih matang, mendalam, kritis dan tentunya universal. Ya seperti halnya FILSAFAT pada buku ajar 1, kritis, mendalam dan mendasar. Berkat beliau, kami menjadi mengetahui berbagai hal yang berhubungan dengan bangsa ini, tentunya BANGSA INDONESIA, bagaimana bangsa ini terbentuk, bagaimana mengatasi sebuah permasalahan yang menyangkut harga diri bangsa, sikap sebagai seorang mahasiswa, dan masih banyak lagi yang tak mungkin aku jabarkan satu per satu. Beliau tak ubahnya seperti kakek kami, seorang kakek yang membimbing cucunya untuk dapat berdiri tegak, mengerti akan lingkungan sekitar, ya begitulah beliau. Dengan caranya yang khas terkadang mengukir tawa dalam bibir kecil ini, binar mata kami yang kusam seketika tercerahkan olehnya. Langsung saja ya, mengapa 19 12 2011 ?

19122011, hari terakhir pembelajaran MPKT selama masa perkuliahan ini. Mengapa aku mengabadikan momen di 19122011 dalam sebuah kemasan cerita ? Ya karena di hari itu menyisakan kenangan yang tentunya dengan piawai mengemas sebuah cerita, kisah di 19122011. Sejujurnya, aku merasa sangat sedih, mungkin aku tak kan rela harus berpisah dengan MPKT-12, karena hati kami terlanjur menyatu, meski jauh namun slalu berdekatan *lebay tingkat tinggi. Kapan lagi akan merasakan momen-momen indah dengan tawa lepas seakan terhempaslah semua butir-butir tugas yang membulir dalam otak ini ? Kapan lagi dapat tertidur di saat Sang Dosen dengan antusiasnya bercerita mengenai bangsa Indonesia ? Kapan lagi dengan tenangnya tidak mengerjakan power point asal-asul Indonesia di saat kelompok lain sudah dengan siapnya maju dengan pernak-pernik power pointnya yang begitu membius ? Kapan lagi ? Kapan lagi ? Kapan lagi ? Ahh sebuah pertanyaan yang mustahil terwujud dalam realita.

Ketika Sang Mentari memalingkan wajahnya, butir butir hujan membasahi atap K 105, sejuknya suasana kala itu menorehkan sebuah CERITA dalam balutan KENANGAN bersama mereka. Pada awalnya kami memang berencana untuk memberikan setitik kenang-kenangan sebagai tanda terima kasih kami kepada dosen MPKT kami tercinta. Mungkin memang tak seberapa bahkan tak sebanding dengan ilmu yang beliau ajarkan pada kami, tapi ini semua tulus dari hati kami yang terdalam. ( Ciehhhhhhh .... haha ) Dengan iuran ala kadarnya, kami berhasil mewujudkannya dalam sebuah sesuatu yang cukup berharga dan dapat dirasakan bersama esensinya, ya mereka adalah sebuah cake blackforest, 30 roti pisang, 5 aneka ragam roti, dan tak lupa sebuah kado dengan pita hijau yang terpasang yang berisi buku "Sejarah 400 Tahun Jakarta" dan sebingkai foto. Benar kan tak seberapa ? :p

19122011, tepatnya pukul 11 siang, aku bersama seorang temanku meninggalkan FT menuju salah satu mall di Depok, sebut saja Dettos. Kami berdua pun langsung menuju TM bookstore untuk mencari buku apa yang pantas diberikan pada dosen kami. Kurang lebih 4 bulan lamanya kami bersanding bersama beliau, kami dapat menerka buku jenis apa yang beliau suka, tentunya segala hal berbau sosial, sejarah, filsafat, dan politik. Buku "Sejarah 400 Tahun Jakarta" kami pilih dengan pertimbangan buku tersebut merupakan salah satu buku yang dicekal ketika zaman ORDE BARU dan kembali diluncurkan JULI 2011 lalu. Kami sangat berharap semoga beliau menyukai buku tersebut, buku yang menceritakan betapa Jakarta yang notabene ibukota negara Indonesia menjadi objek bagi kalangan pejabat-pejabat publik sebagai media pengerukan harta karun. Menarik sekali bukan ? Tapi sayangnya aku pun tak sempat membacanya, hanya sekilas menilik bagian belakang buku. Tak lupa buku dan bingkai foto yang telah kami sediakan dibalut oleh kertas kado yang begitu menawan mempesona hati, terlebih pita hijau yang terpasang sungguh menggiurkan bagi siapapun yang melihatnya. Perjalanan kami lanjutkan untuk membeli cake. Ahh tak terasa ternyata waktu telah menunjukkan pukul 13.00, pasti perkuliahan sudah dimulai, sedangkan kami? Masih berdiam diri di tengah keramaian pusat perbelanjaan. Ya sudahlah ..


Bapak Soemiarno sampai terharu



Alhamdulilah Kakek menyukai blackforestnya

Ketika sebuah bingkisan berpita hijau manis diluncurkan oleh Yusaq 

Tampang sinis Tsani dan tampang flat Pak Ketua Kelas
Setelah aku dan kedua temanku menapaki bumi FT, kami berdua segera bergegas menuju sisi belakang kelas, sambil sesekali menilik aktivitas kelas melalui jendela bersarang laba-laba dengan tinggi beberapa inchi di atas kepalaku. Sebenarnya di balik cake tersebut kami juga menyelipkan makna tersirat, ya lilin dengan angka 1, *karna Bapak nomor SATU di hati kami .. Asik aahhhh :). Namun Tuhan berkata lain, setelah bermarathon di sepanjang belahan bumi loby K, kami tak menemukan seorang pun yang mengantongi korek api. Sayang sekali ! Tanpa pikir panjang dan dengan tampang pucat pasi, kami memutuskan untuk tidak menyelipkan lilin tersebut. Waktu pun menunjukkan pukul 2 siang, setelah mengkode teman-teman, kami berdua memasuki ruangan sembari membawakan sebuah cake blackforest bertuliskan "Terima Kasih Pak Soemiarno, tertanda MPKT 12, 2011" beriringan dengan melodi merdu kami ber-28 menyuarakan lagu "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Sepertinya beliau cukup terkesan dengan surprise yang kami berikan hingga berkaca-kacalah binar matanya. Oh so sweet ......

Terima Kasih Pak Soemiarno

           
Gagal memotong kue, pada akhirnya beliau mengambil sendiri dengan tissue. Malunya !
   
Kemudian, salah seorang teman asli Makassar mencoba tuk bermain kata-kata menyampaikan maksud dan tujuan kami. Did you know guys? Satu hal yang membuat kami terkejut adalah ketika beliau mengatakan bahwa ulang tahun beliau yang ke 74 diarayakan oleh mahasiswa Fakultas Teknik lebih tepatnya kelas MPKT 12. Demi apa ?! Timing yang benar-benar pas, bahkan kami pun sama sekali tak mengetahui dan tak pernah menyangka jikalau surprise ini bertepatan dengan hari ulang tahun beliau. It's such of miracle. Dengan sergap, kami semua melantunkan nada-nada indah

Happy B'day Pak Soemiarno
Happy B'day Pak Soemiarno
Happy B'day Happy B'day
Happy B'day Pak Soemiarno

Begitu menyenangkannya 19122011, oh iya guys, satu hal yang tak kan pernah terlupakan dan jangan dilupakan, beliau memberi kami dua pesan berharga, modal kita sebagai newby, si mahasiswa baru. PERTAMA, janganlah bekerja sendiri, biasakan untuk selalu membangun kerjasama yang ideal antar sesama teman, meski kita adalah seorang manusia monodualis ( makhluk sosial sekaligus makhluk individualis) kita tak dapat memungkiri diri sendiri bahwa setiap saat kita selalu membutuhkan pertolongan orang lain. KEDUA, Jagalah kesehatan sebaik mungkin, karena masa-masa muda adalah masa menanam penyakit dan masa tua adalah masa memanen penyakit, untuk itu kesehatan merupakan suatu yang sakral untuk selalu dijaga demi menunjang pengejaran kita terhadap makhluk bernama MIMPI. Ya MIMPI. Dengan bermimpi dan meletakkannya 5 cm di depan mata, maka akan semakin kuat keyakinan dan kemantapan hati kita tuk meraihnya.

Foto kami pun terpanjang di tangan mulus Pak Soemi


Lalu bagaimana dengan MIMPI MPKT 12? Ya kami hanya ingin mimpi kami semua dengan MPKT sebagai tongkat estafet tidak hanya sebatas mimpi, mimpi, dan mimpi belaka. Tuhan tak kan pernah berdusta tuk memberi petunjuk pada umatNya yang meminta pertolongan. Percayalah pada Kuasa Illahi.

Sampai jumpa kembali kelasku tercinta, MPKT 12, bagiku mata kuliah MPKT akan menjadi mata kuliah yang paling menyenangkan sepanjang perjalanan panjang perkuliahan, karena ia mengajarkanku berbagai macam warna-warni kehidupan yang tak kan pernah kita temukan di mata kuliah lainnya. Always miss you ..

*Akhirnya gue bisa foto berdua sama Pak Soemi, haha

Berdua itu lebih baik, haha


Sekian tulisanku mengenai huru-hara MPKT, semoga kita semua mendapatkan yang terbaik ya guys, USAHA BERBANDING LURUS DENGAN HASIL. Bismillahirrahmanirrahim, insyaAllah akan muncul Mentari di balik awan pekat yang menggetarkan  petir 17000000000000 volt ke arah pusat gravitasi bumi.

No comments:

Post a Comment