Saturday, May 16, 2015

Sepenggal (Kisah) Skripsiku

SKRIPSI....
Perjuanganku 8 bulan akankah membuahkan hasil?
Memulai penelitian paling awal...
Dan selesai paling akhir...
Masuk LAB paling PAGI...
Pulang paling AKHIR...
Tahukah kamu, terkadang aku merasa lelah.. Lelah dan sangat lelah. Ingin sekali aku menjadi seperti yang lain, memulai skripsi dengan tenang, menjalani penelitian dengan mudah, tidak harus membutuhkan waktu yang SANGATLAH lama, dan tentunya tidak PERLU hujan TANGIS saat proses running ini. 
Mengapa ada HUJAN TANGIS di saat yang lain mengalami KEMARAU TANGIS?
Ya karena ada badai petir menggelegar yang menghadangku. Sang Petir ini membuat awan-awan perasaanku saling berkerumun, terakumulasi menjadi awan kesedihan.

Entah apa salahkuu, apakah seseorang dengan status hanya "mahasiswa" biasa ini selalu salah? Apakah perjuanganku ini begitu tidak berharga di mata Sang Petir? Apakah segala sikapku selama ini juga salah? Apa semua yang kulakukan selalu salah dan salah?
Mengapa? Mengapa? Mengapa?
Jujur sekali aku bingung. Bingung dan sangat bingung. Namun, dibalik kebingunganku ini lebih tepatnya adalah RASA SEDIH. Betapa menyedihkannya hidup seorang "mahasiswa" biasa ini. Dan Sang Petir yang lebih "berkuasa" haruskah terus membuat "mahasiswa" biasa ini merasa sedih dan terbebani? 
Tak pernahkah kau (Sang Petir) berpikir akan hal-hal ini?
Akan fakta bahwa memberi kemudahan pada orang lain maka akan ada kemudahan untuk diri sendiri di kemudian hari.
Akan fakta bahwa seharusnya ucapan dapat sejalan dengan perbuatan.
Akan fakta bahwa tidak baik menghalangi rejeki orang lain.
Akan fakta pengabdian sesungguhnya adalah merasa senang jika melihat seorang muridnya sukses.
Dan tentunya akan fakta bahwa EMOSI bukanlah solusi, namun pemahaman hakiki dan kepedulian akan seseorang yang akan memberikan penyelesaian.
Mengapa engkau tak bisa menerapkan itu semua? 
Mengapa harus ada janji manis ketika pada akhirnya hanya pahit rasanya.. 
Mengapa awal berbeda dengan akhir? 
Mengapa?
Sungguh aku tidak mengharapkan lebih, hanya secercah pengertianmu. Itu saja. Sulitkah meluangkan waktu untukku? Aku tidak butuh banyak, hanya sedikit dari waktumu. Apakah karena aku hanya seorang "mahasiswa" yang sangat biasa-biasa saja? Karena terlalu biasanya, aku pun tak mendapatkan kesempatan lain dalam memperoleh hal yang tentunya setiap orang impikan? Apakah seperti itu?

Teruntuk sesuatu yang kuimpikan, aku sudah mengikhlaskanmu, mungkin engkau bukan REJEKIKU saat ini. 

Tetapi, teruntuk sesuatu yang harus aku dapatkan, bagaimanapun caranya aku harus mendapatkanmuuuu..... Menggenggammu erat-erat.. Karena inilah buah 4 tahun perjuanganku...

Aku sudah tak peduli seberapa kerasnya Sang Petir menghalauku... Aku hanya berharap semoga Allah menyadarkanmu (Sang Petir), meluluhkan hatimu, dan mengetuk pintu hatimuu... Tak ada lagi yang bisa aku lakukan kecuali mengharapkan keadilan dari Allah SWT, bukankah hanya Dia yang mampu menolong umatNya ketika mengalami kesulitan?

Tenang saja, aku akan selalu berusaha ikhlas akan semua ini...

Aku yakin ini adalah ujian untukku...
Aku pasti BISA dan mampu melewati ujian ini..
Apapun akan aku lakukan selagi itu tetap di jalanMu..
Aku yakin bahwa aku dapat menaiki LEVEL KEHIDUPAN ini..
Aku yakin..

Dan tentunya aku akan menanamkan ini di dalam lubuk hatiku paling dalam..
"Jadilah seperti daun jatuh tak pernah membenci angin" 
Sekeras apapun ANGIN menerpaku, meskipun aku (DAUN) jatuh tersapu oleh angin, aku akan tetap BANGKIT menghadapi semua terpaan itu. Pasti. Aku pasti LULUS. Pasti.
Bukankah USAHA sebanding dengan HASIL?




No comments:

Post a Comment