Raw Material
•
Bahan baku :
–
Natural Crops, seperti :
•
Tebu
•
Jagung
•
Gandum
•
Padi
•
Singkong
–
Bakteri
Brevibacterium, Arthrobacter, Mycobacterium, atau Corynebacterium.
–
Urea
–
NaOH
–
Karbon
Aktif
Main Equipment
•
Tangki Netralisasi
•
Tangki
Decolorisasi
•
Leaf
Filter
•
Vacuum
Cristallizer
•
Centrifugal Separator
•
Bucket
Elevator
•
Rotary
Dryer
•
Vertical Vibrator Screening
•
Automatic Filler
•
Boiler
Proses
Flow Diagram
1. MSG dibuat melalui proses fermentasi
dari tetes-gula (molases) oleh bakteri (Brevibacterium lactofermentum).
Dalam peroses fermentasi ini, pertama-tama akan dihasilkan Asam Glutamat. Asam Glutamat yang terjadi dari proses fermentasi
ini, kemudian ditambah soda (Sodium Carbonate), sehingga akan terbentuk Monosodium Glutamat (MSG). MSG yang
terjadi ini, kemudian dimurnikan dan dikristalisasi, sehingga merupakan serbuk
kristal-murni, yang siap di jual di pasar.
2. SEBELUM bakteri (pada Butir 1) tersebut
digunakan untuk proses fermentasi pembuatan MSG, maka terlebih dahulu bakteri
tersebut harus diperbanyak (dalam istilah mikrobiologi: dibiakkan atau
dikultur) dalam suatu media yang disebut Bactosoytone. Proses pada
Butir 2 ini dikenal sebagai proses pembiakan bakteri, dan
terpisah sama-sekali (baik ruang maupun waktu) dengan proses pada Butir 1.
Setelah bakteri itu tumbuh dan berbiak, maka kemudian bakteri tersebut diambil
untuk digunakan sebagai agen-biologik pada proses fermentasi membuat MSG
(Proses pada Butir 1).
3. Bactosoytone sebagai media pertumbuhan bakteri, dibuat
tersendiri (oleh Difco Company di AS), dengan cara hidrolisis-enzimatik dari
protein kedelai (Soyprotein). Dalam bahasa yang sederhana, protein-kedelai
dipecah dengan bantuan enzim sehingga menghasilkan peptida rantai pendek (pepton)
yang dinamakan Bactosoytone itu. Enzim yang dipakai pada
proses hidrolisis inilah yang disebut Porcine, dan enzim
inilah yang diisolasi dari pankreas-babi.
4. Perlu dijelaskan disini bahwa,
enzim Porcine yang digunakan dalam proses pembuatan
media Bactosoytone, hanya berfungsi sebagai katalis, artinya enzim
tersebut hanya mempengaruhi kecepatan reaksi hidrolisis dari protein kedelai
menjadi Bactosoytone, TANPA ikut masuk ke dalam struktur
molekul Bactosoytone itu. Jadi Bactosoytone yang
diproduksi dari proses hidrolisis-enzimatik itu, JELAS BEBAS dari unsur-unsur
babi!!!, selain karena produk Bactosoytone yang terjadi itu
mengalami proses “clarification” sebelum dipakai sebagai media pertumbuhan,
juga karena memang unsur enzim Porcine ini tidak masuk
dalam struktur molekul Bactosoytone, karena Porcine hanya
sebagai katalis saja .
5. Proses clarification yang dimaksud
adalah pemisahan enzim Porcine dari Bactosoytone yang
terjadi. Proses ini dilakukan dengan cara pemanasan 160oF selama
sekurang-kurangnya 5 jam, kemudian dilakukan filtrasi, untuk memisahkan enzim Porcine dari
produk Bactosoytone-nya. Filtrat yang sudah bersih ini kemudian
diuapkan, dan Bactosoytone yang terjadi diambil.
6.
Perlu dijelaskan disini, bahwa proses
pembuatan Media Bactosoytone ini merupakan proses yang
terpisah sama sekali dengan proses pembuatan MSG. Media Bactosoytone merupakan
suatu media pertumbuhan bakteri, dan dijual di pasar, tidak saja untuk bakteri
pembuat MSG, tetapi juga untuk bakteri-bakteri lainnya yang digunakan untuk
keperluan pembuatan produk biotek-industri lainnya.
7.
Catatan: nama Bactosoytone merupakan
nama dagang, yang dapat diurai sebagai berikut: Bacto adalah nama dagang dari
Pabrik pembuatnya (Difco Co); Soy dari asal kata soybean:kedelai, tone,
singkatan dari peptone; jadi Bactosoyton artinya pepton kedelai yang dibuat
oleh pabrik Difco.
8.
Setelah bakteri tersebut ditumbuhkan
pada Media bactosoytone, kemudian dipindahkan ke Media Cair
Starter. Media ini sama sekali tidak mengandung bactosoytone. Pada
Media Cair Starter ini bakteri berbiak dan tumbuh secara cepat.
9.
Kemudian, bakteri yang telah berbiak ini
dimasukkan ke Media Cair Produksi, dimana bakteri ini mulai memproduksi asam
glutamat; yang kemudian diubah menjadi MSG. Media Cair Produksi ini juga tidak
mengandung bactosoytone.
10. Perlu dijelaskan disini bahwa bakteri penghasil MSG
adalah Brevibacterium lactofermentum atau Corynebacterium
glutamicum, adalah bakteri yang hidup dan berkembang pada media air. Jadi
bakteri itu termasuk aqueous microorganisms.
11. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Direktorat
Jenderal POM di Jakarta menunjukkan bahwa:
Bactosoytone tidak terkontaminasi (tidak tercampur) dengan Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis HPLC), maupun DNA-babi (data Analisis PCR).
MSG tidak terkontaminasi (tidak tercampur) dengan: Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis HPLC), maupun DNA babi (data Analisis PCR).
Bactosoytone tidak terkontaminasi (tidak tercampur) dengan Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis HPLC), maupun DNA-babi (data Analisis PCR).
MSG tidak terkontaminasi (tidak tercampur) dengan: Lemak babi (data Analisis Gas Chromatography); Protein babi (data Analisis HPLC), maupun DNA babi (data Analisis PCR).
12. Hasil Analisis yang dilakukan di Jepang (Kyoto
University) juga menunjukkan bahwa baik MSG maupun Bactosoytone tidak
terkontaminasi oleh enzim babi.
No comments:
Post a Comment