Potensiometri adalah cabang dari ilmu
kimia yang mempelajari ilmu pengukuran potensial dari suatu elektroda.
Pengukuran potensial elektroda banyak digunakan dalam ilmu kefarmasian terutama
untuk pengukuran pH. Metode analisis potensiometri ini didasarkan pada
pengukuran potensial sel elektrokimia.
A.
Penentuan
pH Potensiometrik
Pada tahun 1909,
sebelum konsep aktivitas dikembangkan, seorang ahli biokimia Sorensen
mendefinisikan pH dalam pengertian konsentrasi molar H+ :
pH
= - log [H+]
Definisi tersebut memberikan
cara yang tepat untuk mengungkapkan nilai H+ unutuk berbagai orde
besarnya, dan dari persamaan Nernst, secara eksplisit linear dalam tegangan
dari sel yang digunakan untuk mengukur H+. Di tahun 1924, menyadari
bahwa potensial elektroda mencerminkan aktivitas selain konsentrasi, beliau
mendefinisikan kembali pH:
pH
suatu larutan yang berdasarkan pada definisi kedua Sorensen adalah sebanding
dengan kerja yang diperlukan untuk memindahkan H+,
sebaliknya dari larutan tersebut ke larutan dimana aH+ adalah satu.
Sebenarnya
tidak ada cara lain untuk memindahkan kation tanpa memindahkan anion, dan tidak
ada cara termodinamika yang berlaku untuk memecahkan seluruh kerja yang diukur
menjadi kontribusi ion secara individu. Satu-satunya jalan keluar adalah cara
pragmatis yang secara teoritis tidak setepat-tepatnya.
Terdapat
dua masalah dalam menggunakan persamaan (3) untuk mengukur pH dari suatu
larutan yang tidak diketahui. Pertama, apabila kita mengurangkan Persamaan (2)
dari Persamaan (1), kita berasumsi bahwa k adalah sama untuk kedua kasus dan
dapat dihilangkan. Tetapi, satu masalah lagi muncul pada k adalah potensial
sambungan cair antarmuka antara larutan uji dan elektrolit dalam elektrode
referensi. Jika elektroda referensi mengandung KCl jenuh, kita berharap bahwa Ej
kecil dan hampir konstan. Adalah mungkin bahwa variasi k tidak jauh lebih besar
dari sekitar 1 mV pada kondisi biasa, dengan ketidakpastian sekitar 0,01 atau
0,02 pada skala pH. Maksud dari kondisi biasa tersebut yaitu:
1. pH
tidak ekstim, yaitu antara 2 sampai 10.
2. Kekuatan
ion tidak terlalu tinggi yaitu kurang dari 2 atau 3.
3. Tidak
ada ion bermobilitas tertentu (misalnya, suatu ion organik yang sangat besar
atau suatu ion yang dihidrasi sangat berat seperti Li+) ada pada
konsentrasi yang cukup besar.
4. Suspensi
bermuatan dari partikel-partikel berukuran makro atau koloid (misalnya, humus,
tanah liat, resin pertukaran-ion) itu tak ada (tetapi pengukuran pada larutan
dari makro molekul seperti protein atau asam nukleat tampak memberikan hasil
yang wajar.
5. Nilai
pH yang diukur dekat permukaan bermuatan seperti pada sel-sel tersebut diduga
atas dasar absolut, walaupun perubahan pada kondisi terkendali bisa berarti.
Masalah
kedua pada persamaan (3) adalah penetapan suatu nilai pH (pHs) ke
penyangga standar yang berhubungan dengan aktivitas ion tunggal, aH+.
Banyak perdebatan – perdebatan yang sekarang telah selesai dan sebagian
peneliti percaya bahwa asumsi tentang koefisien
aktvitas yang diputuskan oleh National
Bureau of Standards adalah bahwa pH = -log aH+. Pengujian konsistensi internal diantara enam
standar pH yang berbeda mengusulkan bahwa ketidakpastian dalam pH sekitar 0,006 satuan pH, yang
seringkali sedikit lebih kecil daripada ketidakpastian dari potensial
persambungan cairan. National Institute
of Standards and Technology menjual, sebagai bagian dari program
bahan-bahan referensi standarnya, senyawa-senyawa murni untuk menyiapkan
standar pH di dalam batasan ini. Beberapa di antaranya tersaji dalam tabel 2.1.
Tentu saja standar tersebut dapat dirumuskan dalam laboratorium sendiri dari
bahan-bahan yang cukup murni.
pH praktis seperti yang diukur tidak sama
tepat dengan -log aH+. aH+ yang dihitug dari suatu
pengukuran pH biasanya berbeda-beda dari nilai sesungguhnya sebesar
sepersepuluh persen sampai beberapa persen, tergantung pada komposisi larutan.
Ketelitian dalam aH+ tidak lebih dari dua desimal dalam nilai pH,
bagaimanapun bagusnya voltmeter tersebut. Hal tersebut tidak berarti bahwa
tambahan angka desimal tak akan pernah berguna pada suatu dasar empiris. Contoh
kasus: Seorang dokter klinik, mengamati pH darah seorang pasien dengan asidosis
metabolis, bisa memutuskan dengan baik untuk menghalangi jika pembacaan
berturut-turut menunjukkan suatu kecenderungan menurun yang jelas dalam angka
desimal ketiga, dan jika yang ditemui adalah kecenderungan menaik, maka dokter
akan merasa tidak perlu untuk membicarakan macam-macam dengan ahli-ahli kimia
fisika mengenai arti dari nilai masing-masing.
Ada banyak situasi dimana pengukuran pH
dengan sedikit signifikansi dasar dalam aH+ sangat berguna bagi
dasar praktis. Mengabaikan apa yang telah dibahas di atas tentang humus dan
tanah liat, nilai pH yang terukur pada suspensi tanah bisa dihubungkan secara
empiris dengan pertumbuhan tanaman. Jika kita hanya menggunakan informasi
tersebut, tidak perlu tahu aktivitas ion hidrogen yang sebenarnya dari
sampel-sampel untuk menggunakan pH meter, bagaimana angka pH, mengukur pada
kondisi yang ditentukan, yang tentunya berhubungan dengan variabel lain dalam
permainan kita sendiri.
Pengukuran dengan suatu pengukur pH untuk
menghitung konsentrasi ion hidrogen memang sangat beresiko. Masalah-masalah
yang digambarkan di atas berhubungan dengan kesalahan dalam aH+,
tetapi karena aH+= , konversi ke suatu dasar konsentrasi
membutuhkan informasi tentang yang seringkali tidak tersedia. Ahli-ahli
teori kadang-kadang memperkirakan galat tersebut dengan asumsi bahwa koefisien
aktivitas adalah satu untuk suatu kasus nyata, misalnya, untuk kekuatan ion
sebesar 0,16, galatnya diduga sekitar 25%.
B.
Ion-Ion
Selain dari H+
Pembahasan
sebelumnya tentang akurasi dan sognifikasi dari pengukuran pH potensiometrik
(aktivitas vs konsentrasi, aktivitas ion tunggal, potensial sambungan cair)
berlaku untuk pengukuran dengan elektroda-elektroda selektif ion lain. Namun
bagi ahli kimia analitik akan berbeda dengan prakteknya. Orang jarang mencoba
untuk mengubah nilai pH terukur ke konsentrasi, dan seringkali fokusnya pun
tidak pada hubungan aktivitas. Nilai pH, yang lebih sederhana sebagai angka
yang dapat dihasilkan kembali untuk kasus yang sesuai, telah menjadi
variabel-variabel dalam praktek yang berurusan langsung dengan kepentingan
mereka sendiri.
Seorang ahli biokimia
melaporkan pengaruh pH ada aktivitas katalitik suatu enzim, suatu obat
dikatakan stabil dalam larutan pada rentang pH tertentu. pH dari mediumnya
memperngaruhi pertumbuhan mikroorganisme dalam kebanyakan bidang. Nilai pH yang
terukur digunakan untuk korelasi dengan sifat lainya yang diinginkan. Tetapi
untuk ion-ion lain (F- dalam air minum, CN- dalam limbah
industri, dsb) umumnya melaporkan hasil analitis sebagai konsentrasi. Konversi
empiris dari suatu tegangan sel terukur ke suatu konsentrasi menggunakan
larutan standar. Jelas bahwa pertimbangan utamanya adalah mencocokkan koefisien
aktivitas analit dalam suatu larutan standar dan larutan yang tak diketahui,
serta menjaga potensial hubungan yang konstan ke seluruh rangkaian pengukuran.
Dalam potensiometri langsung, fion dan Ej adalah target
utama dari pengaruh matriks, tetapi seringkali mereka dapat dikendalikan.
Daftar
Pustaka
Skoog, Douglas A; West, Donald M; Holler, F. 1991. Fundamentals of Analytical Chemistry-Seventh
Edition. New York: Saunders College Publishing
Underwood.
2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
No comments:
Post a Comment